Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan keberadaan Lumbung Pangan Jawa Timur di Surabaya bisa menjadi percontohan atau role model ketahanan pangan daerah.

"Ini sangat bagus, dan harapan saya, Lumbung Pangan Jatim ini berlangsung terus, jangan hanya saat pandemi. Akan tetapi, sosialisasi kepada warga harus ditingkatkan agar semua warga mengetahui keberadaan Lumbung Pangan ini," kata La Nyalla saat meninjau kesiapan logistik di Lumbung Pangan Jatim, Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan bahwa keberadaan Lumbung Pangan sangat efektif sehingga bisa menjadi role model dan ditiru oleh daerah lain di Indonesia.

"Jadi, tidak hanya digelar di satu titik, di Surabaya saja, tetapi digelar di banyak titik di seluruh daerah. Saya yakin akan sangat membantu masyarakat," kata La Nyalla.

Sementara itu, Dirut PT Panca Wira Usaha (PWU) Erlangga Satriagung menyatakan sangat senang apabila Lumbung Pangan Jatim bisa diaplikasi di berbagai daerah sebab usulan tersebut sangat bagus karena bisa menjangkau seluruh masyarakat.

Menurut Erlangga, dengan keberadaan Lumbung Pangan, masyarakat memang sangat terbantu dapatkan sembako dengan harga murah dan bebas dari spekulan yang mematok harga tinggi.

Baca juga: Lumbung pangan Jatim hasilkan transaksi Rp1,96 miliar selama dua pekan

Baca juga: Antisipasi kepadatan Lumbung Pangan Jatim, aparat jaga ketat lokasi

Baca juga: Ratusan warga mengantre beli sembako murah Lumbung Pangan Jatim


"Tujuan Lumbung Pangan itu membuat masyarakat nyaman. Dalam rangka mendekati Hari Raya dan PSBB, dan pemerintah turun tangan menyiapkan sembako di bawah harga. Memang tidak besar-besaran volume jualannya tetapi membuat masyarakat tenang dan tidak panik," katanya.

Terkait dengan stok bahan pangan, menurut Erlangga, sangat cukup dan aman. Adapun harganya juga sangat stabil dan di bawah harga pasar karena mengambil dari sentralnya.

"Misalnya, telur dari Blitar. Beras dari Jember, Mojokerto, Nganjuk, Bojonegoro, Ngawi, dan lain sebagainya. Makanya, kalau beras, Lumbung Pangan ini menjadi etalase beras Jatim. Kami ambil dari gapoktan di seluruh Jatim," katanya.

Erlangga optimistis, Lumbung Pangan akan menjadi stabilisator harga bahan pangan di Jatim sehingga harga tidak dipermainkan oleh tengkulak.

"Gula, misalnya, jika sebelum ini harganya bisa mencapai Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram, dengan adanya Lumbung Pangan harga menjadi turun. Saat ini harga gelar di pasaran sudah di level Rp15 ribu per kilogram," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini masyarakat juga senang karena ongkos kirim dalam pemesanan bahan pokok di Lumbung Pangan gratis.

"Dalam sehari, rata-rata transaksi, baik online maupun offline mencapai 2.000 transaksi per hari dari wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik," katanya.

Pewarta: A. Malik Ibrahim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020