Pada Maret 2020, telah dilaksanakan kegiatan Pembentukan Inspektur Mutu yang memiliki Nomor Registrasi dan dihasilkan 40 orang Inspektur Mutu baru,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan kompetensi inspektur mutu komoditas sektor kelautan dan perikanan seperti dalam hal menjaga mutu ekspor sektor tersebut ke berbagai negara di tingkat global.

"Pada Maret 2020, telah dilaksanakan kegiatan Pembentukan Inspektur Mutu yang memiliki Nomor Registrasi dan dihasilkan 40 orang Inspektur Mutu baru," kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan SK Kepala BKIPM Nomor 13 tahun 2020, terdapat 472 Inspektur Mutu yang terdiri dari 40 Inspektur Mutu berkedudukan di Pusat dan 432 Inspektur Mutu berkedudukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) KIPM.

Baca juga: KKP pastikan layanan ekspor perikanan tak terhalang pandemi

Selain peningkatan sistem, BIKPM turut melakukan peningkatkan kompetensi Inspektur Mutu yang melaksanakan fungsi pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SJMHKP).

Rina menegaskan, pemeliharaan dan peningkatan kapasitas serta kompetensi Inspektur Mutu merupakan suatu keharusan.

Karenanya, BKIPM secara konsisten terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung hal tersebut, terlebih berdasarkan rekomendasi audit dinyatakan bahwa inspektur mutu BKIPM dinilai telah memiliki kemampuan yang memadai terkait dengan kegiatan pengendalian SJMKHP.

"Kami patut bersyukur namun tidak berpuas diri, sehingga terus menggali potensi untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi, sehingga pada suatu waktu kami akan memiliki Inspektur Mutu yang andal, kompeten, memiliki integritas dan profesional," katanya.

Baca juga: KKP diharapkan perkuat pengawasan ekspor benih lobster ilegal

Bekerja sama dengan UNIDO-Smartfish2, Rina berharap lokakarya Inspektur Mutu menjadi ruang pengetahuan dan wawasan bagi para inspektur mutu, terlebih mereka merupakan garda terdepan dalam menjaga keamanan dan mutu produk perikanan.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk terus mengoptimalkan produksi budidaya laut seperti kakap putih, bawal bintang, dan udang vaname, pada masa pandemi ini.

"Agar potensi budidaya laut atau marikultur betul betul dapat dimanfaatkan secara optimal," kata Menteri Edhy

Menurut Edhy Prabowo, meski dalam suasana pandemi COVID-19, proses produksi tetap harus produktif yakni dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik.

Menteri Kelautan dan Perikanan menilai kegiatan panen komoditas unggulan marikultur di sejumlah daerah mengindikasikan mulai adanya proses pemulihan kondisi ekonomi global.

Hal itu, ujar dia, terutama berkaitan dengan terbukanya permintaan pasar khususnya untuk komoditas ekspor.

Berdasarkan data BPS, nilai neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai 387,84 juta dolar AS, di mana angka ini mengalami peningkatan sebesar 3,59 persen dibanding Februari 2020. Bahkan, neraca perdagangan hasil perikanan Maret 2020 meningkat 3,71 persen dibanding Maret 2019.

Secara kumulatif, nilai neraca perdagangan Indonesia sejak Januari hingga Maret 2020 mencapai 1,14 miliar dolar AS, atau berarti meningkat 10,50 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Nilai surplus perdagangan tak terlepas dari nilai ekspor hasil perikanan sebesar 427,71 juta dolar AS pada Maret 2020. Adapun volume ekspor hasil perikanan pada Maret 2020 mencapai 105,20 ribu ton atau meningkat 15,37 persen dibanding ekspor Februari 2020.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020