Batam (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Singapura mencatat, dari 52 WNI yang terkonfirmasi positif COVID-19, tinggal 3 orang yang masih dalam perawatan, sedang 47 orang lainnya sudah dinyatakan sembuh dan 2 meninggal.

"Iya (tinggal 3 orang). Semoga segera semua sembuh. Alhamdulillah," kata Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Singapura melalui pesan aplikasi, Kamis.

Seluruh WNI yang masih dirawat, masuk dalam kluster asrama pekerja asing.

Sementara itu, KBRI menyampaikan Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi 533 kasus baru positif COVID-19, hingga totalnya mencapai 32.876 kasus, pada Rabu (27/5).

Selain itu, terdapat tambahan 832 pasien yang dinyatakan sembuh dan dipulangkan, sehingga total 17.276 orang yang dinyatakan pulih.

Baca juga: Kondisi 6 WNI positif COVID-19 di Singapura relatif stabil

Baca juga: Seorang WNI dari Singapura positif COVID-19


Dari 525 pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit, mayoritas berada dalam kondisi stabil, namun terdapat 7 pasien yang berada di ICU. Sedangkan sebanyak 15.052 kasus positif COVID-19 yang dinyatakan sehat secara klinis, saat ini menjalani isolasi dan perawatan di beberapa fasilitas isolasi.

Sejauh ini terdapat 23 pasien yang meninggal dunia.

Pemerintah Singapura mengumumkan akan mengakhiri periode Circuit Breaker sesuai rencana, pada 1 Juni 2020.

Setelah periode Circuit Breaker berakhir, Singapura akan masuk ke 3 fase yaitu Fase Pertama (Safe Re-Opening) yang akan diimplementasikan selama minimal 4 minggu dari tanggal 2 Juni 2020, Fase Kedua (Safe Transition) yang akan diimplementasikan dalam beberapa bulan ke depan, dan Fase Ketiga (Safe Nation) yang merupakan fase normal baru (new normal) yang akan diimplementasikan sampai ditemukannya vaksin COVID-19.

Sementara itu, Pemerintah Singapura belum mengumumkan kebijakan pembukaan kembali kunjungan WNA, kecuali izin transit yang mulai dibuka pada tanggal 2 Juni 2020.*

Baca juga: 44 WNI sembuh COVID-19 di Singapura

Baca juga: Kondisi 12 WNI positif COVID-19 di Singapura stabil

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020