Semarang (ANTARA) - Legislator Provinsi Jawa Tengah Riyono meminta pemerintah provinsi itu untuk mengevaluasi penanganan pandemi virus Corona jenis baru terkait masih tingginya jumlah pasien yang terinfeksi berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

"Grafik kasus positif Corona masih tinggi, Jateng termasuk lima besar provinsi terbanyak pengidap COVID-19 dengan 1.394 kasus. Trennya juga belum turun sampai 28 Mei 2020, bahkan ada penambahan kasus positif di pusat keramaian, seperti di Pasar Kobong beberapa hari lalu," kata Riyono yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Provinsi Jateng di Semarang, Kamis.

Baca juga: Pemprov Jateng gelar doa bersama agar pandemi COVID-19 berakhir

Ia menyebut hingga saat ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo belum pernah menyampaikan evaluasi penanganan COVID-19 secara resmi kepada DPRD Jawa Tengah selaku mitra di pemerintahan.

Menurut dia, Gubernur Ganjar perlu menyampaikan komunikasi dan evaluasi penanganan COVID-19 di Jateng terlebih dulu, termasuk penggunaan anggaran Rp2 triliun dari APBD Provinsi Jateng

"Jelaskan tahapan dan program penanganan dan evaluasi apa keberhasilan dan kendalanya, biar rakyat tahu apa yang dilakukan oleh pemerintah sebelum membahas tatanan normal baru," ujarnya.

Baca juga: Tenaga medis tangani Covid-19 di Jateng diusulkan dapat bintang jasa

Baca juga: Perawat di Jateng kenakan pita hitam sebagai wujud duka

Intinya, lanjut dia, Fraksi PKS DPRD Jateng meminta Gubernur Ganjar untuk melakukan evaluasi secara total, mulai proses pencegahan, penanganan sampai pemulihan bidang kesehatan dan ekonomi sebelum menerapkan protokol kehidupan normal baru.

Berdasarkan data dari corona.jatengprov.go.id pada Kamis (28/5) malam tercatat 1.394 kasus positif COVID-19 dengan rincian 585 orang dirawat, 714 orang sembuh, dan 95 orang meninggal, sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 35.098 kasus dan 5.309 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020