tidak memiliki target pasar sehingga produknya menyasar kemana-mana
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memaparkan sejumlah kendala pemasaran yang selama ini dialami oleh produk-produk dari sektor UMKM.

"Kendala yang terjadi biasanya karena kualitas mutu atau kuantitas produk yang tidak berkesinambungan serta tidak sesuai dengan apa yang diharapkan," ujar Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam seminar daring di Jakarta, Jumat.

Selain itu, Roy juga menambahkan bahwa distribusi dan logistik produk seperti keterlambatan pengiriman atau sama sekali tidak mengirimkan pada saat sudah diminati konsumen, maka ini juga menjadi kendala bagi pemasaran produk UMKM.

"Kontinuitas suplai produk, lalu permodalan, pembinaan serta pelatihan dan target pasar konsumen yang tidak sesuai atau tidak memiliki target pasar sehingga produknya menyasar kemana-mana," katanya.

Terkait kendala dalam target pasar UMKM, Ketua Umum Aprindo itu juga mencontohkan bagaimana mestinya produk untuk generasi milenial dan kaum muda tetapi tidak jelas targetnya. Atau produknya hendak menyasar kalangan orang tua namun bahan-bahan kandungan produknya tidak dijabarkan. Padahal target pasar sangat menentukan bagi UMKM untuk dapat memasarkan produknya.

Dalam paparannya, Roy menyampaikan bahwa ketika UMKM akan masuk atau menjalin kemitraan dengan ritel atau pasar modern maka terdapat sejumlah persiapan secara umum yang harus dilakukan, antara lain menciptakan merek yang bagus, kemasan yang menarik dan kualitas standar produk.

Selain itu UMKM juga perlu melakukan persiapan dari sisi mendapatkan izin instansi terkait, memiliki karyawan atau pekerja, dan memiliki tempat usaha atau produksi.

Sebelumnya Presiden Komisaris SEA Group, induk perusahaan dari Shopee, Pandu P. Sjahrir mengatakan bahwa situasi normal baru merupakan peluang emas untuk para usaha rintisan dan UMKM.

Pandu yang banyak bergelut dalam bidang investasi untuk bisnis rintisan merasa keadaan ini adalah kesempatan emas untuk membuat paradigma baru dalam dunia bisnis rintisan. Menurutnya, usaha rintisan harus mencari solusi di tengah kondisi normal baru nantinya.

Pandu juga menambahkan kesempatan untuk dunia bisnis rintisan dan UMKM akan sangat besar karena perubahan perilaku orang dari offline ke online akan makin besar. Dunia perdagangan diyakini akan semakin beralih ke sistem online. Oleh karena itu, menurutnya kesempatan ini harus secara serius digunakan UMKM untuk mempelajari dan beradaptasi dengan sistem tersebut.

Baca juga: Aprindo tegaskan UMKM dan ritel modern bermitra, bukan bersaing
Baca juga: Aprindo: pola konsumsi didominasi kelas menengah
Baca juga: Aprindo: Digitalisasi akan mewarnai semua kegiatan bisnis

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020