Jakarta (ANTARA) - Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan sedikit sarjana pertanian yang berminat pada bidang pertanian dan berakibat pada lambatnya regenerasi di sektor itu.

"Pertanian masih belum menjadi sektor yang digemari, digandrungi dan diutamakan setiap orang, bahkan oleh sarjana pertanian sekalipun," ujar Said Abdullah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad.

Baca juga: Pemerintah siapkan Rp34 triliun relaksasi kredit bagi petani-nelayan

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan permudah akses modal kerja petani-nelayan


Kehadiran petani, kata dia, menjadi penanda kesehatan masyarakat akan terjaga. Hal itu mendorong petani untuk hadir dan mengisi garda depan bersama tenaga medis dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Krisis minat sarjana pertanian pada dunia pertanian, lanjut dia, terjadi merata hampir di seluruh universitas di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2003 menyebutkan usia petani semakin menua.

"Generasi muda hanya sekitar 12,2 persen saja yang terjun di bidang pertanian," tambah dia.

Jika melihat pada komoditasnya, akan terlihat semakin "mengerikan", karena pemuda yang berminat pada pertanian, juga tak banyak yang berminat menanam padi yang merupakan pangan pokok masyarakat.

Baca juga: Presiden Jokowi siapkan 4 insentif bagi petani nelayan jaga pangan

"Hanya sekitar 9,5 persen pemuda yang berminat untuk terjun menanam padi. Kelompok ini pun, merupakan kelompok yang kalah dalam artian kelompok yang tidak diterima dalam bidang lain," terang dia.

Sementara yang memiliki latar belakang sarjana hanya 0,8 persen. Padahal, kata dia, setiap tahun lulusan pertanian mencapai ribuan.

Data LPPM IPB menunjukkan bahwa sarjana pertanian yang langsung terjun ke pertanian sangat sedikit. Namun, mereka terlebih dahulu terjun di bidang lain dan ketika sudah percaya diri baru kemudian terjun di bidang pertanian.

Survei KRKP pada 2014 menunjukkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi peminatan kaum muda pada bidang pertanian. Pertama, faktor jenis kelamin yang mana survei mengungkapkan laki-laki lebih berminat terjun ke pertanian dibandingkan perempuan. Kedua, tingkat pendidikan. Ironisnya, survei mengungkapkan, semakin tinggi pendidikan, semakin rendah minat pemuda terjun ke pertanian.

Baca juga: Kementan dorong koperasi di Subang jadi percontohan korporasi peternak

Baca juga: Mulai panen, Pemkab Kupang jamin stok pangan aman selama COVID-19


Ketiga, adalah aktivitas utama. Anak muda yang sudah terpapar pertanian akan tertarik untuk terjun ke bidang pertanian dan keempat, faktor luas kepemilikan lahan dan pendapatan. Semakin tinggi luas lahan akan semakin tinggi juga kemauan anak muda kembali ke pertanian.

Untuk mendorong minat anak muda terjun ke pertanian, pemerintah perlu mengupayakan adanya peningkatan akses dan kepemilikan lahan, peningkatan sarana dan prasarana, kepastian penghasilan dengan kebijakan harga yang baik, peningkatan pengetahuan tentang dunia pertanian, dan pembenahan dunia pendidikan.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020