aspirasi petani belum sepenuhnya terserap dengan baik karena masih ada keluhan hasil panen yang tidak laku di pasaran.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR Darori Wonodipuro mengharapkan kinerja Kementerian Pertanian lebih optimal untuk memperjuangkan kesejahteraan petani.

"Aspirasi petani yang disuarakan perlu didengar," kata Darori dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan aspirasi petani belum sepenuhnya terserap dengan baik karena masih ada keluhan hasil panen yang tidak laku di pasaran.

Baca juga: Mentan minta petani manfaatkan alsintan dongkrak produksi hasil panen

"Contohnya kita impor bawang putih, padahal di Temanggung lagi panen. Barang panen jadi tidak laku. Kenapa tidak dibeli, petani jadi mengadu ke DPR," ujarnya.

Selain itu, optimalisasi kinerja itu mendesak karena saat ini juga terjadi penurunan nilai tukar petani (NTP) akibat penurunan harga beberapa komoditas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sub sektor tanaman pangan turun sebesar 0,54 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,30 persen.

Baca juga: Cara ASN di Kulon Progo membantu petani cabai

Ia juga menilai komunikasi Kementan belum seirama dengan DPR terutama dalam pembahasan anggaran yang masih membutuhkan rapat kerja dengan waktu berlarut-larut.

Ketua Asosiasi Hortikultura Indonesia Anton Muslim Arbi mengungkapkan terdapat sejumlah PR yang harus dibenahi oleh Kementan dalam waktu dekat.

Beberapa di antaranya adalah turunnya harga komoditas pangan lokal, tingginya impor produk pertanian dan persoalan kartel yang masih menguasai impor produk tertentu.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan terdapat strategi untuk mengatasi persoalan kebutuhan pangan dalam masa kenormalan baru.

Baca juga: Kementan catat realisasi KUR peternakan capai 50,39 persen

Upaya itu antara lain dengan membeli bahan pangan dalam situasi darurat, seperti dalam kasus jatuhnya harga ayam beberapa waktu lalu.

"Bagi peternak, ayamnya akan dibeli oleh mitra dan difasilitasi penyimpanan berpendingin oleh pemerintah," kata Syahrul.

Kemudian, tambah dia, membangun stok penyangga untuk 11 komoditas pangan, mengembangkan pasar dan toko tani, membuat jaring pengaman sosial bagi petani serta menjaga stabilitas harga.

"Khusus untuk penurunan NTP itu bukan disebabkan oleh produksi petani tidak akurat namun karena COVID-19 yang menyebabkan perlambatan transportasi maupun distribusi," ujarnya.

Untuk jangka menengah, Kementan juga akan memaksimalkan ekspor melalui industri agrikultur serta melakukan relaksasi terhadap industri padat karya melalui pemberian bibit dan benih.

Untuk jangka panjang, Kementan akan memaksimalkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020