Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menyebutkan capaian uji usap dengan polymerase chain reaction (PCR) di Jakarta di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Riza saat diskusi virtual dengan Koordinatoriat Wartawan Balai Kota/DPRD DKI Jakarta pada Rabu mengatakan, standar pengetesan swab  dari WHO untuk pelacakan kasus COVID-19 di suatu daerah, minimal 10.000 orang dari jumlah penduduk 1 juta jiwa. Sementara di Jakarta hingga Senin (8/6) mencapai 179.682 orang

Angka itu sudah melebihi asumsi penduduk DKI Jakarta yang berjumlah 10,6 juta jiwa sehingga pemerintah daerah setidaknya harus melaksanakan tes PCR minimal bagi 111.000 orang.

"Di Jakarta sudah di atas 171 ribu lebih swab test PCR, artinya DKI sudah memenuhi standar pengecekan swab test sesuai WHO, di atas standar malah," kata Ariza.

Baca juga: Ariza khawatirkan pasar jadi pusat penyebaran COVID-19
Baca juga: Ariza: Regulasi COVID-19 DKI jadi rujukan provinsi lain


Meski demikian, pria yang akrab disapa Ariza ini mengungkapkan DKI terus meningkatkan pelacakan kasus COVID-19 melalui tes PCR yang dianggap lebih akurat karena sampelnya diambil dari hidung dan mulut.

"Kami tingkatkan terus supaya angkanya bertambah minimal 10.000 orang, sehingga tracing dapat lebih mudah dilakukan," katanya.

Ariza tak menampik adanya penambahan kasus baru sebanyak 234 orang pada Selasa (9/6). Namun tingginya kasus baru itu karena adanya akumulasi 40 hasil spesimen positif yang sedianya dilakukan di laboratorium swasta pada Sabtu (6/6) dan Minggu (7/6) lalu.

Di sisi lain dari 234 kasus itu, sebanyak 110 kasus merupakan hasil kontak penrluduran (tracing) yang dilakukan Puskesmas di Jakarta.

"Memang ada peningkatan kemarin sebanyak 234 kasus baru, tapi 40 kasus di antaranya itu adalah akumulasi dari sebelumnya. Kemudian semakin tinggi kemampuan kami melakukan tes dan tracing tentu ada peningkatan (hasil positif)," katanya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020