Jakarta (ANTARA) - Para peserta pelatihan dan staf acara Korea Selatan yang belum tayang, "I-LAND" dilaporkan mengalami cedera karena terjatuh dari panggung.

Seorang sumber anonim lagi dari pihak "I-LAND" membenarkan hal ini namun dia menyangkal menutupi hal ini dari orang luar.

"Memang benar kecelakaan terjadi di lokasi syuting, tetapi tidak benar kami berusaha menutupinya," kata dia kepada News1.

Menurut dia, pihak penyelenggara segera menerapkan langkah-langkah keselamatan dan meneruskan syuting.

Sementara itu, seorang sumber anonim kepada Sports Chosun mengungkapkan, panggung di set bisa dipindahkan dan dirancang agak berbahaya, sehingga penari yang terlatih secara profesional pun bisa jatuh dan terluka.

"Kekhawatiran tentang keselamatan muncul selama pertemuan internal, tetapi mereka tetap melanjutkannya," kata dia.

Sumber itu mengatakan, tiga hari sebelum rekaman, seorang anggota staf jatuh dari panggung dan berdarah, tetapi tidak ada tindakan lanjutan yang diambil pihak penyelenggara.

"Pada hari syuting acara, salah satu peserta pelatihan patah lengannya dan dibawa ke ruang gawat darurat, jadi dia tidak bisa muncul di acara itu sama sekali," kata dia.

Mengenai hal ini, pihak "I-LAND" juga membenarkan ada satu peserta pelatihan yang cedera mengalami patah tulang dan tidak bisa melanjutkan syuting.

"Kami berdiskusi dengan agensi peserta pelatihan itu tentang langkah-langkah yang dapat kami ambil. Anggota staf mengalami cedera ringan, dan kami mengambil tindakan yang sesuai," tutur dia.

"I-LAND", sebuah reality show yang akan menunjukkan proses hadirnya musisi K-pop generasi berikutnya ini merupakan proyek BELIF + yakni perusahaan patungan antara CJ ENM dan Big Hit Entertainment. Acara ini dijadwalkan tayang pada 26 Juni 2020 pukul 23.00 waktu Korea Selatan, demikian seperti dilaporkan Soompi.

Baca juga: Big Hit buat audisi global untuk cari penerus BTS

Baca juga: Agensi BTS akan dukung karir SEVENTEEN dan musisi Pledis Entertainment

Baca juga: Agensi BTS palsu lakukan penipuan miliaran won

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020