Ketiga sektor tersebut yaitu juara pertama sektor restoran, juara dua sektor pasar modern/mal, dan juara tiga sektor pasar tradisional.
Bandarlampung (ANTARA) - Provinsi Lampung meraih penghargaan di tiga sektor pada ajang lomba inovasi daerah tatanan normal baru produktif dan aman COVID-19.

Ketiga sektor tersebut yaitu juara pertama sektor restoran, juara dua sektor pasar modern/mal, dan juara tiga sektor pasar tradisional.

Penghargaan diterima Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada acara penganugerahan di Gedung Sasana Bhakti Praja Lt 3, Kementerian Dalam Negeri di Jakarta Pusat, Senin.

Selain mendapat piagam penghargaan, setiap pemenang juga mendapatkan dana insentif daerah (DID) dengan jumlah total Rp164 miliar untuk tujuh sektor.

Pemenang pertama mendapatkan Rp3 miliar, pemenang kedua Rp2 miliar dan pemenang ketiga mendapatkan Rp1 miliar pada setiap sektor dan masing-masing klaster.
Baca juga: UI kembangkan ragam inovasi tangani wabah COVID-19

Penganugerahan penghargaan lomba inovasi daerah tatanan normal baru produktif dan aman COVID-19 itu sendiri dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa seluruh dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19, dan hampir seluruh dunia mengalami dampak dari virus corona tersebut.

Sehingga, lanjut dia, semua negara membuat kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya.

Pemerintah Indonesia dalam menghadapi COVID-19, menempatkan kesehatan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama. Untuk itu, upaya pertama dilakukan dengan pemutusan mata rantai COVID-19.

Kedua, meningkatkan kapasitas pelayanan medis agar yang terpapar dapat dilayani dengan baik, dan ketiga, membangun mekanisme untuk melacak masyarakat yang terpapar mulai dari test COVID-19 secara masif dan diam di rumah, serta keempat, menerapkan PSBB dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Baca juga: Kemenristek kucurkan Rp20 miliar untuk riset dan inovasi atasi corona

Ia melanjutkan bahwa beberapa negara menerapkan kebijakan ekstrem seperti lockdown. Namun kita menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Inilah yang sering disebut dengan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.

"Selain upaya keras dalam pengendalian COVID-19, pada saat yang sama kita juga harus mengatasi dampak ekonomi agar tidak terpuruk terlalu dalam dan bahkan dapat bangkit kembali perekonomiannya," ujarnya.

Sebagai bagian transisi sebelum ditemukannya vaksin COVID-19, lanjut Wapres, saat ini pemerintah dengan sangat serius mengkaji tatanan normal baru. Upaya ini untuk mempersiapkan masyarakat menuju tatanan baru bagi masyarakat yang produktif dan aman COVID-19, serta mampu mendorong pergerakan ekonomi.

Dalam kesempatan itu, Wapres Ma'ruf Amin mengapresiasi inisiatif Mendagri dan semua daerah untuk memperkuat tatanan daerah dengan mempersiapkan tatanan normal baru.

"Dalam mempersiapkan tatanan normal baru, sudah tentu diperlukan inovasi yang menjadi kunci daerah untuk memasuki era produktif dan aman COVID-19," jelasnya.
Baca juga: Pertamedika IHC memulai inovasi untuk sistem pelacakan cepat COVID-19


 

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020