dalam hitungan dua pekan semua orang bisa bekerja dari rumah dan secara fleksibel
Jakarta (ANTARA) - Pakar manajemen sumber daya manusia dan teknologi informasi Alex Denni menyebut COVID-19 sebagai global chief transformation officer tersukses karena berhasil mengakselerasi perubahan secara cepat dan radikal di seluruh dunia.

"Untung tahun ini kita dipaksa berubah, saya menyebutnya oleh global chief transformation officer yang bernama COVID-19 . Sebelumnya kita sulit berubah, hanya dalam hitungan pekan kita dipaksa berubah lewat cara yang sangat radikal," ujar Alex Denni dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (22/6) malam.

Sebelum masa pandemi COVID-19, dia mengakui bahwa betapa sulitnya menginisiasi sebuah transformasi manajemen SDM akibat birokrasi dan prosedur yang cukup panjang.

Alex Denni yang saat ini menjabat sebagai Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN tersebut bercerita bahwa dirinya pernah menginisiasi flextime management di bank pada tahun 2012, dan untuk menggolkan inisiasi itu dia harus menghadapi rapat direksi lebih dari tiga kali, kemudian harus menjalankan pilot project terlebih dulu selama tiga bulan di tiga tempat.

"Kalau pilot project tersebut menuai kesuksesan, maka inisiasi itu baru digulirkan secara bertahap," katanya.

Baca juga: Pandemi COVID-19 akan ubah pola bisnis industri hulu migas
Baca juga: Kelompok bisnis Eropa: COVID-19 perbesar tantangan berbisnis di China


Selama dua tahun bertugas di bank, Alex Denni saat itu sempat menggulirkan implementasi flextime management tersebut di 18 unit. Sedangkan puluhan unit lainnya belum sempat diimplementasikan.

"Namun oleh COVID-19, hanya dalam hitungan dua pekan semua orang bisa bekerja dari rumah dan secara fleksibel. Ini tentu saja prestasi yang luar biasa, tidak ada chief transformation officer yang mampu mengalahkan perubahan yang berhasil dilakukan oleh pandemi COVID-19 ini," ujar Alex Denni.

Sebelumnya Deputi SDM Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni mengimbau agar pengelola BUMN bisa memanfaatkan masa pandemi COVID-19 untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perusahaan.

Alex mengatakan bahwa beberapa kali semua pihak sudah mendengar bahwa COVID-19 hanyalah pemicu atau trigger untuk mengakselerasi transformasi. Jauh sebelum pandemi, berbagai pihak sudah melihat perubahan-perubahan dunia berjalan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Dia juga mendorong agar pembelajaran sebagai bagian dari pekerjaan, bagian dari rutinitas pekerjaan. "Dengan demikian pembelajaran bukan sekedar dijadwalkan, namun harusnya pembelajaran menjadi bagian dari keseharian kita," katanya.

Baca juga: Ekonom sebut sektor teknologi informasi kebal terhadap dampak pandemi
Baca juga: ASITA Sumut prediksi bisnis pariwisata belum bisa segera pulih
Baca juga: Tekfin Asetku mitigasi risiko bisnis respon dampak COVID-19

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020