Dengan Undang-Undang dan hukum yang berpihak pada kita, kita dapat melakukannya,
Lima (ANTARA) - Presiden Peru Martin Vizcarra pada Rabu (24/6) mengancam akan mengambil alih sementara rumah sakit swasta jika dalam waktu 48 jam mereka tidak menyepakati kerja sama dengan pemerintah terkait perawatan pasien COVID-19.

Sejumlah rumah sakit swasta di Peru selama tiga minggu telah berunding dengan pemerintah untuk menetapkan biaya perawatan pasien. Perundingan itu berlangsung di tengah banyaknya laporan masyarakat rumah sakit mematok harga terlalu tinggi untuk pasien yang membutuhkan alat bantu pernapasan (ventilator) dan unit perawatan intensif.

"Kami tidak dapat terus menunggu," kata Vizcarra saat memberikan arahan ke para menterinya dalam rapat kerja kabinet yang disiarkan via televisi. "Dengan Undang-Undang dan hukum yang berpihak pada kita, kita dapat melakukannya," kata dia.

Baca juga: Amerika Latin perketat pengawasan COVID-19 dengan militer, jam malam
Baca juga: Rentan COVID-19, eks presiden Peru dibebaskan hakim dengan jaminan


Vizcarra mengatakan ia akan menjadikan sebuah pasal dalam undang-undang negara sebagai dasar hukum yang mengizinkan pemerintah mengambil alih aset milik swasta untuk kepentingan nasional. Undang-undang hanya mewajibkan negara membayar "kompensasi" untuk langkah tersebut.

Pengambil-alihan aset hanya akan berlaku selama pandemi, kata presiden.

Vizcarra memberi peringatan keras kepada rumah sakit swasta saat pemerintah telah memberlakukan karantina selama lebih dari 100 hari. Karantina dan krisis kesehatan akibat COVID-19 menyebabkan perekonomian Peru terpuruk dan sistem layanan kesehatannya kewalahan menghadapi lonjakan pasien.

Asosiasi pengelola rumah sakit swasta di Peru belum menanggapi peringatan Vizcarra. Namun, kelompok itu lewat pernyataan tertulis, Selasa (23/6) mengatakan kerja sama itu tertunda karena ada masalah hukum dan administrasi.

Peru sejauh ini melaporkan 264.689 kasus positif dan 8.586 korban jiwa akibat COVID-19. Jumlah kasus positif di Peru menempati urutan dua setelah Brazil untuk wilayah Amerika Latin. Menurut  Reuters, Peru menempati urutan ketujuh untuk negara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak dunia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Peru kucurkan dana bantu finasial klub terdampak COVID-19
Baca juga: Peru laporkan jumlah kasus COVID-19 tertinggi kedua Amerika Latin

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020