Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong diperbanyaknya inovasi dalam rangka membangun coldstorage atau gudang pendingin portabel untuk kalangan nelayan dan pembudidaya di berbagai daerah.

"Ini bisa menjadi salah satu terobosan, jalan keluar bagi ikan-ikan yang selama ini ditangkap tapi tak bisa masuk (coldstorage nonportabel)," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat berkunjung ke BUMN PT Bhanda Graha Reksa atau BGR (Persero) di Jakarta, Kamis.

Menteri Edhy menyambangi kantor BUMN bidang logistik itu dalam rangka melihat gudang pendingin portabel yang juga memiliki keunggulan lebih hemat listrik.

Baca juga: Infrastruktur gudang beku atasi dampak COVID-19 sektor perikanan

Selain itu, masih menurut Menteri Kelautan dan Perikanan itu, pembangunan gudang pendingin itu tidak membutuhkan konstruksi yang luar biasa mahal.

Menurut dia, pengadaan gudang pendingin portable diupayakan berjalan tahun ini sehingga ikan-ikan yang diproduksi nelayan dan pembudidaya di masa pandemi COVID-19 bisa langsung disimpan.

Sedangkan terkait pembiayaannya, Edhy mengungkapkan terdapat dua skema yaitu melalui APBN atau dana pinjaman dari Badan Layanan Umum (BLU) seperti KUR.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa Kawasan Indonesia Timur menjadi prioritas KKP untuk menempatkan coldstorage portable ini.

Baca juga: KKP akan perluas sistem resi gudang untuk stabilisasi harga ikan

Edhy juga meminta jajarannya saling berkolaborasi agar penyerapan ikan nelayan dan pembudidaya berjalan lebih maksimal.

"Semua daerah prioritas ya, tapi utamanya daerah Indonesia Timur dulu yang selama ini berpotensi terbuang ikan banyak," katanya.

Berdasarkan data KKP, jumlah coldstorage di Indonesia tercatat sebanyak 1.741 unit dengan kapasitas total penyimpanan sebesar 2,46 juta ton. Coldstorage yang dibangun swasta dan pemerintah ini tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020