Jakarta (ANTARA) - Ketika penggunaan masker menjadi kewajiban dalam era normal baru pandemi COVID-19, startup Jepang Donut Robotics telah mengembangkan "masker cerdas" terkoneksi internet yang dapat mengirimkan pesan dan menerjemahkan dari bahasa Jepang ke delapan bahasa lainnya.

Dinamai "C-mask," masker plastik berwarna putih itu menutup wajah sesuai dengan ukuran standar dan terhubung melalui Bluetooth ke aplikasi smartphone dan tablet yang dapat menyalin ucapan ke dalam pesan teks, melakukan panggilan atau membuat suara lebih nyaring saat memakai masker.

"Kami telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mengembangkan robot dan kami telah menggunakan teknologi itu untuk menciptakan produk yang merespons bagaimana virus corona membentuk ulang kehidupan sosial," kata kepala eksekutif Donut Robotics, Taisuke Ono, dikutip dari Reuters, Minggu.

Baca juga: Ilmuwan Denmark kembangkan robot "swab test" COVID-19

Baca juga: BMW pesan 5.000 unit robot KUKA
Kepala eksekutif Donut Robotics, Taisuke Ono, mengenakan masker cerdas C-mask dan menunjukkan aplikasi dalam demo perangkat di Jepang, Selasa (23/6/2020). (REUTERS)


Para insinyur Donut Robotics memiliki ide membuat masker saat mereka mencari produk untuk membantu perusahaan bertahan di tengah pandemi. Ketika awal virus corona, startup tersebut baru saja mendapatkan kontrak untuk memasok robot pemandu dan penerjemah di bandara Haneda Tokyo, sebuah produk yang menghadapi masa depan tidak pasti menyusul jatuhnya bisnis perjalanan.

Sebanyak 5.000 C-mask pertama dari Donut Robotics akan dikirim ke pembeli di Jepang mulai September. Ono berharap dapat menjualnya di China, Amerika Serikat dan Eropa. Dia mengatakan ada minat yang kuat dari pasar tersebut.

Dijual dengan harga 40 dolar AS atau sekitar Rp574 ribu per masker, Donut Robotics ingin memasuki pasar yang bahkan hingga beberapa bulan lalu tidak ada. Salah satu tujuannya, Ono mengatakan, adalah menghasilkan pendapatan dari layanan pelanggan yang ditawarkan melalui aplikasi yang akan diunduh pengguna.

Donut Robotics mengembangkan prototipe masker cerdas dalam waktu satu bulan dengan mengadaptasi perangkat lunak penerjemahan yang dikembangkan untuk robotnya. Sementara, desain topeng dibuat oleh salah seorang insiyur perusahaan rintisan tersebut, Shunsuke Fujibayashi, empat tahun lalu saat membuat tugas kuliah untuk menafsirkan percakapan dengan memetakan otot wajah.

Ono mengumpulkan 28 juta yen (260.000 dolar AS) untuk pengembangan masker cerdas tersebut dengan menjual saham Donut Robotics melalui situs crowdfunding Jepang Fundinno.

"Kami menaikkan target awal kami 7 juta yen dalam waktu tiga menit dan berhenti setelah 37 menit ketika kami telah mencapai 28 juta yen," kata Ono.

Baca juga: "B", proyek film fiksi ilmiah yang diperankan robot

Baca juga: "New normal", akankah ada robot di restoran & hotel di Indonesia?

Baca juga: Fiat-Peugeot merger, langsung daftarkan bisnis pembuatan robot

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020