Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengapresiasi kinerja dan sinergi antara dunia usaha dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada semester I-2020, meski mendapat tantangan dengan adanya pandemi COVID-19.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin, Yugi Prayanto, menilai Pemerintah dalam hal ini KKP cukup jeli membangun kerja sama dengan pihak swasta untuk melakukan observasi dan eksploitasi budidaya yang potensinya demikian besar sehingga menjadi salah satu program prioritas.

"Sinergi program pemerintah dan dunia usaha selama ini sangat baik. Pemerintah cukup terbuka dengan usulan-usulan dari pelaku usaha, bahkan mau mendengar suara nelayan dan mau mengkoordinir berbagai kepentingan di sektor ini," kata Yugi di Jakarta, Selasa.

Yugi berpendapat bahwa selain perikanan tangkap, perikanan budidaya menjadi sektor yang sangat menjanjikan untuk menopang kinerja ekspor kelautan dan perikanan.

Baca juga: Kadin dan KKP berikan bantuan untuk nelayan Muara Baru

Sejumlah komoditas seperti udang, tuna, tongkol, cakalang, cumi sotong, gurita, rajungan, kepiting dan rumput laut menjadi komodtas yang ideal untuk meningkatkan kinerja ekspor.

Berdasarkan catatan Badan Pusat statistik triwulan pertama tahun 2020, ekspor dari budidaya perikanan komoditas tersebut sangat menjanjikan.

Udang mendominasi ekspor dengan nilai mencapai 466,24 juta dolar AS (37,56 persen); tuna-tongkol-cakalang (TTC) dengan nilai 176,63 juta dolar AS (14,23 persen).

Kemudian cumi-sotong-gurita dengan nilai 131,94 juta dolar AS(10,63 persen), serta disusul rajungan-kepiting dengan nilai 105,32 juta dolar AS (8,48 persen) dan rumput laut dengan nilai 53,75 juta dolar AS (4,33 persen).

Kadin berharap sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi ujung tombak perekonomian nasional dalam masa pemulihan pasca COVID-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume ekspor Januari–Maret 2020 mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Baca juga: Kadin apresiasi pemerintah tidak menaikkan harga pakan ikan

Sementara nilai ekspor Indonesia selama Januari–Maret 2020 mencapai 1,24 miliar dolar AS atau meningkat 9,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Pada April 2020, volume ekspor tercatat mencapai 119,65 ribu ton atau meningkat 29,84 persen apabila dibanding April 2019, dengan nilai ekspor perikanan mencapai 438,02 juta dolar AS.

Kadin juga menilai KKP berhasil melakukan gebrakan melalui reformasi perizinan dengan efektifnya Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (SILAT) berbasis online.

Sistem yang dikelola Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) ini mampu memangkas pengurusan izin dari 14 hari menjadi satu jam saja.

"Banyak dari rekan pelaku usaha juga nelayan sangat terbantu dengan ini. Permohonan izin kapal perikanan di atas 30 GT dapat dengan mudah didapatkan, sehingga tidak ada hambatan untuk melaut," kata Yugi.

Ke depan, sektor perikanan dan kelautan sangat membutuhkan pemulihan jaringan logistik untuk penyerapan hasil produksi yang lebih cepat dan menekan biaya logistik yang masih relatif tinggi.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020