Tokyo (ANTAR NewsA) - PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap, pemerintahan baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat memberikan insentif penurunan pajak bagi produk mobil hybrid, sehingga dapat mendorong pengembangan pasar kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar di Indonesia.

Pemberian insentif pajak dapat menurunkan harga mobil hybrid secara signifikan sehingga mampu menjangkau daya beli masyarakat Indonesia, kata Direktur PT TAM, Johnny Darmawan yang ditemui di Tokyo, Rabu, saat menghadiri persiapan pameran otomotif terbesar di Jepang, Tokyo Motor Show (TMS) 2009.

Menurut dia, dari hasil riset dan penjajakan pasar yang dilakukan TAM atas mobil Prius hybrid, diketahui bahwa minat masyarakat Indonesia untuk membeli kendaraan tersebut cukup besar.

"Hanya saja mereka banyak yang mundur begitu mengetahui harganya masih cukup tinggi untuk ukuran sebagian besar masyarakat di Indonesia," katanya.

Ia menambahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu sebenarnya sudah pernah menyampaikan niat pemerintah memberikan insentif khusus bagi pengembangan kendaraan bermotor yang menggunakan energi alternatif.

Meskipun dirinya belum dapat memastikan secara rinci insentif khusus yang akan diberikan, namun komitmen awal tersebut setidaknya bisa membangkitkan semangat produsen otomotif nasional untuk terus mengembangkan konsep kendaraan ramah lingkungan (eco car). Terlebih dengan harga minyak mentah dunia yang terus berfluktuasi pada level tinggi sehingga keberadaan eco car sudah menjadi tuntutan pasar global dewasa ini.

Johnny mengatakan, adanya insentif pajak akan membuat harga mobil hibrida dapat turun hingga 30 persen. Saat ini mobil Prius hybrid generasi ketiga yang dipasarkan di Indonesia harga jualnya berkisar Rp585 juta per unit.

Jika insentif pajak tersebut diterapkan maka harganya bisa turun antara Rp400-Rp450 juta per unitnya. "Kisaran harga itu memang yang dapat dijangkau konsumen di Indonesia," katanya.

Di negara lain semacam Jepang dan Thailand, pengembangan mobil hybrid mendapat dukungan penuh dari pemerintah mengingat kendaraan jenis ini mampu menekan pemakaian bahan bakar minyak (BBM). Karena itu, tidak mengherankan harga jual mobil hybrid di kedua negara tersebut bisa sangat kompetitif.

Namun ia tetap optimis, pasar mobil hybrid di dalam negeri juga dapat berkembang dengan baik asalkan didukung oleh infrastruktur dan regulasi pajak yang kondusif.

"Kami yakin jika ada insentif pajak, penjualan mobil hybrid bisa naik secara signifikan dari rata-rata 2-4 unit per bulan sekarang menjadi sekitar 40 unit per bulan," katanya.

Johnny Darmawan mengatakan, pengembangan pasar mobil hibrida juga akan membantu program pemerintah dalam penggunaan energi alternatif sekaligus menurunkan kadar gas emisi karena mobil jenis ini memadukan energi penggerak BBM dan listrik. Dengan teknologi hybrid yang dikembangkan Toyota Prius saat ini, mampu menempuh jarak 38 kilometer untuk setiap satu liter bensin, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009