Jakarta (ANTARA) - Sterilisasi dan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, berbeda dengan pasar lainnya karena melibatkan personel serta armada pasukan khusus penjinak bom dari Satuan Gegana Polri.

Kehadiran pasukan Gegana lengkap dengan kendaraan operasionalnya mengagetkan warga sekitar hingga tersiar kabar ada bom di pasar tersebut. Namun Kapolsek Cilandak Kompol Matson Marbun menegaskan kehadiran pasukan khusus tersebut dalam rangka sterilisasi.

"Itu sedang penyemprotan disinfektan, mereka memberi bantuan ke pemda, memberikan alat untuk menyemprot disinfektan di pasar. Jadi bukan ada bom atau benda mencurigakan," kata Marbun.

Marbun menyebutkan penyemprotan rencananya dilakukan selama pasar ditutup tiga hari pada 5-7 Juli 2020.

Penutupan Pasar Pondok Labu, Cilandak, dilakukan menyusul terkonfirmasinya satu orang yang menjalani uji usap di pasar tersebut positif COVID-19.

"Selain Pasar Pondok Labu, penyemprotan juga dilakukan di Pasar Tempel dan Pasar Becek Pondok Labu," kata Marbun.

Baca juga: Pemprov perketat pengawasan pasar dan KRL saat PSBB transisi
Baca juga: 137 pedagang di 18 pasar Jakarta terinfeksi COVID-19
Relawan PMI menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (18/6/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Sementara itu, Camat Cilandak Mundari mengatakan, pihaknya telah menutup tiga pasar karena ditemukan kasus positif COVID-19. Ketiga pasar yakni Pasar Tempel, Pasar Becek Pondok Labu dan Pasar Pondok Labu.

Pasar Becek Pondok Labu ditutup tiga hari pada 27-29 Juni 2020 setelah ditemukan satu kasus positif COVID-19.

Lalu Pasar Tempel Cilandak ditutup tiga hari pada 30 Juni sampai 2 Juli 2020. Penutupan dilakukan setelah tiga orang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil uji usap.

Penutupan dilakukan untuk sterilisasi dan penyemprotan disinfektan guna mencegah terjadinya klaster baru COVID-19 di pasar.

"Sebanyak tiga pasar ditutup dan langsung disemprot disinfektan oleh Brimob Polri, Satuan Kimia Biologi Radioaktif (KBR) dan Sudin Damkar Jakarta Selatan," kata Mundari.

Menurut Mundari, Pasar Pondok Labu sudah ditemukan pedagang positif. Begitu pula di Pasar Becek dan sekarang di Pasar Tempel.

"Kenapa harus semua pasar, karena ini satu paket. Cuma karena hasil pemeriksaan berbeda-beda dan kita putuskan menutup pasar," katanya.

Baca juga: Pasar Jaya tutup pasar tiga hari jika ada pedagang positif COVID-19
Baca juga: Damkar DKI mendisinfeksi Pasar Senen
Tangkapan layar Petugas Satpol PP memberikan sanksi kepada pedagang Pasar Kebayoran Lama yang kedapatan melanggar PSBB, Jumat (22/5/2020). (ANTARA/Ho-Satpol PP Kota Jakarta Selatan)

Mundari menambahkan, penutupan ini dalam rangka ingin memberikan kenyamanan kepada masyarakat baik yang berjualan dan membeli.

"Setelah penyemprotan warga terlindungi. Tes swab satu minggu yang lalu, 53 negatif dan satu positif. Penutupan pasar tiga hari sejak hari ini sampai tanggal 5 Juli," katanya.

Sebanyak 60 kios pedagang di Pasar Tempel disemprot oleh petugas. Tidak hanya itu pedagang juga sudah di uji usap massal.

"Saat tahu ada pedagang yang positif COVID-19, kita langsung lacak keluarga dan sanak saudaranya. Agar semua aman dan tidak menyebar," kata Mundari.

Ditutupnya tiga pasar tradisional di kawasan Cilandak menambah daftar pasar yang ditutup selama tiga hari guna mencegah COVID-19.

Sebelumnya sejumlah pasar pernah ditutup tiga hari di antaranya Pasar Kebayoran Lama, Pasar Minggu, Terminal Pasar Minggu dan Lokbin (Lokasi Binaan) Pasar Minggu.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020