Jakarta (ANTARA News) - Sabun mandi organik dari bahan minyak kelapa (VCO) buatan para perajin Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, mendapat pesanan dari pembeli di Eropa, kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Tebo H Taufik.

"Mulai tahun 2010, kami sudah mendapat pesanan untuk mengirim 15.000 sabun VCO per bulan ke salah satu negara di Eropa," kata Taufik saat ditanya di sela pameran produk kerajinan Provinsi Jambi di salah satu hotel di Jakarta, Selasa.

Pemasaran sabun organik itu dilakukan melalui kerja sama dengan PT Sumber Rejeki di Depok, Jawa Barat dengan Tebo Corporation, yang selama ini melakukan pembinaan terhadap para perajin pembuat sabun VCO di Tebo.

Sabun organik hasil industri rumahan atau "home industry" Tebo itu aman untuk digunakan atau tidak menimbulkan efek di badan, sebab sudah melalui uji di Departemen Kesehatan, kata Taufik didampingi Sekretaris Diperindagkop Tebo HM Eka Wijaya.

Pihaknya siap memenuhi permintaan luar negeri itu, sebab di Tebo saat ini ada tiga kelompok perajin yang terus dibina untuk membuat sabun dan produk lainnya dengan bahan baku kelapa, antara lain di Kecamatan Rimbo Bujang.

Sabun tersebut bisa dikemas atau diproduksi dengan beberapa jenis aroma, misalnya aroma melati, mawar, dan jenis wewangian lainnya.

Diharapkan dengan adanya permintaan dari luar negeri, maka pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi serta pusat bisa memberikan perhatian dan pembinaan yang berkelanjutan terhadap para perajin.

Ketika ditanya, ia menjelaskan, harga jual sabun itu saat ini antara Rp3.000 hingga Rp5.000 buah atau sekitar satu dolar AS untuk harga jual ekspor.

Apabila permintaan sabun dari luar negeri ini berkelanjutan atau makin banyak maka akan memberi dampak positif bagi Kabupaten Tebo, terutama para perajin, termasuk terbukanya lapangan kerja.

Untuk meningkatkan kualitas produk dan keterampilan perajin, maka PT Sumber Rejeki Depok hingga kini terus memberikan pelatihan, termasuk membantu di bidang pemasaran.

Kendala
Namun demikian, usaha mikro kecil ini juga masih menemui kendala terutama mesin produksi yang harganya cukup mahal mencapai Rp300 juta per unit.

"Kami mengharapkan ada investor yang mau mengembangkan sabun VCO produksi Kabupaten Tebo ini," ujarnya.

Ia mengatakan, Pemkab Tebo juga sudah memberikan perhatian dan bantuan dengan mengirimkan para perajin untuk mengikuti pelatihan keterampilan di Depok, termasuk bantuan modal.

Sementara itu, Bupati Tebo H Madjid Muaz yang diminta tanggapannya saat meninjau anjungan Tebo di pameran itu mengatakan, produksi kerajinan Tebo saat ini cukup banyak, namun masih menemui sejumlah kendala dalam pengembangannya.

"Produksi "home industry" para perajin Tebo cukup melimpah, namun mereka masih menemui hambatan dalam mengembangkan usahanya," kata Bupati yang akan maju dalam Pilkada gubernur Jambi 2010 itu.

Kendala-kendala itu antara lain masalah pemasaran yang belum lancar serta kualitas produk sehingga ada di antaranya yang bisa menembus pasar.

Ia menyarankan untuk memasarkan produk para perajin itu perlu ada tim khusus yang menangani, hal seperti ini dilakukan oleh negara Thailand yang cukup sukses membina dan mengembangkan industri kecilnya.

Tim inilah yang nantinya akan melakukan promosi dan pemasaran, sementara perajin tugas pokoknya memproduksi. Promosi ini harus dilakukan secara berkelanjutan agar semakin dikenal secara luas, tambah Madjid Muaz.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009