sudah terbukti di banyak negara bahwa gelombang kedua pandemi COVID-19 tidak bisa dihentikan.
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam berdisiplin menjalankan protokol pencegahan COVID-19 menjadi kunci utama untuk mencegah gelombang kedua pandemi penyakit tersebut di Indonesia.

"Selain bekerja keras, saya mohon kepedulian dan pola pikir masyarakat yang menjadi kunci supaya dapat menjadi perubahan. Kalau tidak? Maka gelombang kedua pandemi COVID-19 akan muncul di Indonesia," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.

Menurut Erick, sudah terbukti di banyak negara bahwa gelombang kedua pandemi COVID-19 tidak bisa dihentikan. Maka dari itu ia berharap kepedulian masyarakat dan kerja sama dari publik menjadi sinergisitas yang kemudian menjadi solusi bagi Bangsa Indonesia.

Baca juga: Erick Thohir: Kemungkinan baru kuartal I 2022 ekonomi pulih 100 persen

Saat ini Kementerian BUMN sedang fokus memastikan perusahaan Bio Farma menjadi leading company dan sector yang berusaha mencari solusi untuk vaksin COVID-19.

Selain itu Kementerian BUMN juga berusaha membantu alat tes PCR bisa diproduksi secara lokal, mengingat sudah bisa memproduksi 50 ribu alat tes PCR per minggu, kemudian 200 ribu alat tes PCR per bulan sehingga ditargetkan sebanyak dua juta alat tes PCR yang diproduksi.

Kementerian BUMN juga berusaha membantu inovator lokal untuk menemukan alat kesehatan lokal seperti ventilator non-invasif, bahkan pihaknya sudah mendorong para penemu lokal untuk menemukan ventilator invasif.

Baca juga: BI sebut isu gelombang kedua COVID-19 bikin rupiah tertekan 3 hari ini

Menurut Menteri BUMN, tiga poin penting yakni vaksin, tes kesehatan, dan  perawatan tidak bisa terpisahkan. Tetapi ketiga hal itu membutuhkan biaya yang mahal dan inilah mengapa dalam peta jalan atau roadmap BUMN mengenai farmasi, Kementerian BUMN berharap bukan mengobati, melainkan menciptakan kesadaran kepada masyarakat bahwa kedisiplinan protokol pencegahan COVID-19 harus dijalankan selama kondisi normal baru.

"Saya yakin kami juga kesulitan, pemerintah daerah juga kesulitan terbukti di beberapa daerah yang tadinya kasus COVID-19 sudah landai kemudian naik lagi. Ini yang saya mohon juga bapak/ibu sebagai pemimpin berusaha memastikan keluarga dan timnya untuk disiplin menangani COVID-19. Dan tentu kita harapkan kita menjadi embrio agar masyarakat mengikuti hal tersebut," kata Erick.

Baca juga: WNA baru tiba di Indonesia wajib tes PCR dan isolasi mandiri 14 hari

Erick juga mengapresiasi kemunculan tren-tren masker beraneka ragam yang keren. Menurut dia, ini penting karena masyarakat Indonesia memang menyukai hal tersebut.

"Memang ini yang kita harapkan juga kalau boleh kepedulian dan kesadaran yang kita jalankan harus menciptakan tren, ini bukan gaya-gayaan tapi merupakan realitas dari masyarakat kita karena pola pikirnya itu memang maunya ikut tren. Kalau masyarakat ditakut-takutinmaka protokol pencegahan COVID-19 tidak akan berjalan, cuma kalau dibuat tren bisa berjalan," kata Menteri BUMN tersebut.

Erick juga kembali menekankan bahwa kesadaran, kepedulian, dan dukungan dari masyarakat untuk berdisiplin adalah kuncinya, bukan dengan mengobati atau mencari hal-hal lain tetapi kesadaran dan kerja sama dari masyarakat adalah kuncinya.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020