Aceh Besar (ANTARA) - Hari itu seratusan warga yang bermukim di Lamteuba berkumpul di lapangan bola kaki Gampong Pulo, Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar, mereka terlihat antusias menanti sejumlah tokoh yang akan menyambangi mereka di kaki Gunung Seulawah Agam itu.

Satu persatu mobil unsur Forkopimda Aceh Besar terlihat parkir di Lapangan Bola kaki yang tepatnya berada di bawah kaki Gunung Seulawah Agam setelah melewati jalan berbatuan sekitar dua kilometer.

Pertemuan yang digagas warga pemukiman dan mahasiswa di daerah setempat dengan Bupati Aceh Besar Mawardi Ali dan unsur Forkompinda kabupaten itu untuk merawat hutan agar tetap asri dan lestari untuk keberlangsungan hidup anak cucu di masa mendatang.

“Kami tidak ingin mewarisi hutan gundul kepada anak cucu generasi mendatang dan kami tidak ingin mengundang bencana, air yang dulunya melimpah juga sudah mulai menyusut karena  pembalakan liar yang marak terjadi di Gunung Seulawah Agam,” kata tokoh masyarakat Kemukiman Lamteuba, M Jamil di sela penyampaikan aspirasi masyarakat di hadapan unsur Forkopimda Aceh Besar.

Ia menjelaskan saat ini warga setempat sudah mulai mengalami kekeringan yang awalnya air melimpah di daerah tersebut dan kawasan tersebut sempat mengalami musibah banjir akibat maraknya penebangan liar yang terjadi di Gunung Api Seulawah Agam tersebut.

“Kami meminta kepada pemerintah agar aksi penebangan liar yang dilakukan oleh orang luar tersebut harus segera di atasi sehingga tidak menimbulkan dampak dan musibah besar yang nantinya akan dialami oleh warga yang bermukim tepatnya di kaki Seulawah Agam,” katanya.

Warga sekitar berkomitmen dan telah mengikrarkan diri untuk menjaga kawasan gunung tersebut agar tetap terjaga dan mereka juga menaruh harapan besar kepada Pemerintah dan juga aparat penegak hukum.

Baca juga: BNN musnahkan 40 ribu batang pohon ganja di Gunung Seulawah


Imbauan bersama

Sebagai bentuk keseriusan dan komitmen warga yang bermukim di kaki Gunung Seulawah Agam tersebut juga telah mengeluarkan imbauan bersama untuk menjaga hutan yang juga dibacakan langsung di hadapan Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, Wakil Bupati Aceh Besar, Tgk Husaini A Wahab dan unsur Forkopimda Aceh Besar.

Masyarakat Kemukiman Lamteuba, Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar bersepakat untuk menjaga hutan untuk generasi mendatang dari tindakan aksi penebangan liar yang marak terjadi selama ini.

“Setiap orang dilarang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan,” demikian salah satu butir hasil musyawarah bersama Forum Seulawah Agam dengan Imum Mukim dan keuchik/kepala desa dalam Kemukiman Lamteuba yang dibacakan Basirun di Lamteuba, Selasa.

Dalam imbauan bersama tersebut mereka melarang kepada setiap orang yang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan tanpa memiliki izin yang dikeluarkan dari pejabat yang berwenang dan melarang untuk menebang pohon dalam kawasan hutan secara tidak sah.

Dalam imbauan yang memuat sebanyak 13 poin tersebut juga melarang setiap orang untuk memuat, membongkar, mengeluarkan, mengangkut, menguasai dan memiliki hasil penebangan hutan tanpa izin dan melarang untuk menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan dan memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil dan dipungut secara tidak sah.

Imbauan yang ditandatangani para Keuchik, Imum Mukim dan Unsur Muspika Kecamatan Seulimum tersebut juga turut ditanda-tangani langsung oleh Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali.

Baca juga: Kawasan geotermal Gunung Seulawah ditanami ratusan pohon


Apresiasi

Bupati Aceh Besar Mawardi Ali memberikan apresiasi kepada masyarakat Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimum yang berkomitmen untuk mencegah penebangan liar yang marak terjadi di Gunung Sulawah Agam.

“Kami memberikan apresiasi kepada masyarakat Lamteuba yang secara sukerala berkomitmen untuk bersama-sama menjaga hutan agar tetap lestari dan terbebas dari penebangan liar,” kata Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali.

Ia menjelaskan jika menjaga hutan, maka hutan akan menjaga kita dan sebaliknya jika tidak menjaga hutan maka akan menjadi musibah bagi masyarakat sekitar khususnya seperti banjir bandang.

“Kami sangat optimistis upaya menjaga hutan ini akan terwujud jika mendapat dukungan penuh dari masyarakat,” katanya.

Menurut dia, dukungan penuh dari masyarakat merupakan modal utama untuk memberantas beragam penebangan liar yang terjadi di Gunung Seulawah Agam.

“Pemerintah Kabupaten Aceh Besar bersama unsur Forkopimda mendukung penuh komitmen masyarakat untuk mencegah penebangan liar di Gunung Seulawah,” katanya.

Gunung Seulawah Agam adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Kecamatan Seulimeum dan Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Seulawah Agam memiliki tinggi 1.726 mdpl. Gunung Seulawah Agam terbentuk akibat pertemuan lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara, menujam di bawah Lempeng Kerak Benua Eurasia. Akibat penujaman itu maka terjadi proses peleburan (melting) kerak Samudera Indo-Autralia menjadi magma, yang kemudian menerobos ke permukaan melewati zona lemah dan kemudian membentuk Gunung Seulawah Agam.

Baca juga: AGF pertanyakan pembangunan listrik panas bumi Seulawah


Jaga Seulawah Agam

Bupati Aceh Besar Mawardi Ali menyatakan dukungan dan komitmen bersama masyarakat merupakan kunci utama yang sangat penting untuk menjaga hutan khususnya Seulawah Agam dari praktik penebangan liar.

Ia menjelaskan Gunung Seulawah menjadi lambang dan ciri khas dari Kabupaten Aceh Besar dengan mengandung makna sebagai sebuah kekuatan alam yang cukup Potensial.

Orang nomor satu di Kabupaten Aceh Besar tersebut mengatakan imbauan yang telah diterbitkan tersebut akan diperkuat lagi oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, meski kewenangan hutan saat ini sudah berada di provinsi.

“Kami juga akan menyurati Plt. Gubernur Aceh untuk memperkuat pengawasan Gunung Seulawah Agam dari praktik penebangan liar dan kami sangat yakin upaya memberantas penebangan liar akan terwujud,” katanya.

Ia mengatakan jika mmasyarakat menjaga kawasan hutan, maka hutan akan menjaga mereka  dan sebaliknya, jika tidak menjaga hutan seperti maraknya penebangan liar maka tak tertutup kemungkinan akan banyak musibah yang akan melanda.

Mari bersama saling menjaga hutan, menjaga hutan adalah kewajiban semua.*

Baca juga: Seulawah Agam berstatus waspada

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020