Magelang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Tengah turun sekitar Rp1,9 triliun atau hampir 12,5 persen akibat pandemi COVID-19.

"Kalau provinsi pendapatan pajak kendaraan bermotor, yaitu bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) paling tinggi, namun karena tidak ada yang beli kendaraan maka BBNKB turun," katanya di Magelang, Kamis.

Menurut dia turunnya PAD khususnya dari BBNKB tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat untuk membeli barang yang sifatnya tersier itu menurun.

Menyinggung perkembangan COVID-19 di Kota Magelang, dia menyampaikan Kota Magelang tidak melandai lagi tetapi sudah melantai, kalau sudah melantai panjang maka situasinya mendekati normal tetapi tetap harus hati-hati.

"Bagaimana pariwisata, bagaimana tempat usaha, sesuai pesan Presiden, setelah COVID-19 tertangani pertimbangkan masalah ekonomi lokal, rata-rata dari kabupaten/kota pendapatannya turun. Termasuk pendapatan nasional juga nasional," katanya seusai bertemu dengan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Kantor Wali Kota Magelang untuk mengetahui perkembangan COVID-19 di Kota Magelang. .

Ia menuturkan bicara COVID-19 itu langsung nyambung ke ekonomi, sesuai pesan presiden kemarin daerah diminta untuk segera mengeluarkan seluruh APBD-nya dan kesempatan di bulan Juli, Agustus dan September 2020.

"Ini momentum nanti di kwartal ketiga agar di akhir tahun ekonomi kita bisa positif," katanya.

Ia mengatakan belanja daerah diminta untuk pertama ke UKM yang paling lokal, kemudian potensi ekonomi yang bisa dilakukan ekspor untuk diberikan insentif, kemudahan agar neraca ekspor impor menjadi bagus sehingga devisa bisa masuk. 



Baca juga: Kepri kehilangan PAD sekitar Rp1 miliar per hari

Baca juga: DPRD Jabar minta pemprov hitung penurunan PAD terkait COVID-19

Baca juga: PAD Kota Yogyakarta diperkirakan turun 30-50 persen

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020