Jakarta (ANTARA) - Satu pertandingan kasta tertinggi sepak bola Jepang, J-League, ditunda menyusul temuan dua kasus positif COVID-19 di antara skuat Nagoya Grampus, yang sedianya bertandang ke markas Safrencce Hiroshima pada Minggu.

Itu menjadi pertandingan pertama yang terganggu semenjak J-League melanjutkan kompetisi di tengah pandemi COVID-19 sejak sebulan lalu.

Keputusan itu ditempuh di tengah meningkatnya paparan COVID-19 di sejumlah kota besar di Jepang seperti Tokyo dan Osaka, yang menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua serangan pandemi.

Baca juga: Laga Okayama kontra Kitakyushu tandai kembalinya suporter ke stadion

Bek Nagoya, Kazuya Miyahara, mengalami demam dan sakit kepala sejak Jumat (24/7) sebelum belakangan dinyatakan positif tertular COVID-19, demikian lansiran AFP, Minggu.

Tim langsung memeriksa 60 anggota skuat lainnya, termasuk pemain dan staf, yang hasilnya menemukan satu pemain dan staf positif tertular COVID-19 kendati tak menunjukkan gejala apapun.

"Kami mengadakan pertemuan pada pagi hari dan memutuskan untuk membatalkan pertandingan ini," kata Ketua J-League, Mitsuru Murai.

"Temuan kasus positif ini memberitahu kami bahwa kami perlu terus bekerja dalam menentukan langkah-langkah pencegahan infeksi," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Pertandingan strata kedua Jepang akan bisa dihadiri penonton

Delapan laga lain di J-League yang berlangsung Minggu diharapkan tetap digelar sesuai rencana.

J-League sejak Juni digelar kembali dan mulai memperbolehkan penonton masuk stadion pada awal bulan ini dengan penerapan protokol ketat, mengikuti langkah sejumlah kompetisi olahraga besar lain di Jepang seperti bisbol dan sumo.

Pada Sabtu (25/7) Jepang melaporkan 809 kasus baru COVID-19, melejit dibandingkan 99 kasus sepanjang bulan lalu dan 27 kasus pada 26 Mei.

Baca juga: Australia, Jepang alami peningkatan kasus corona

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020