Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dapat mulai mengantisipasi isu-isu yang menjadi perhatian bersama dengan Amerika Serikat guna memanfaatkan peluang-peluang yang dapat diambil pascapemilihan presiden AS pada November mendatang.

Pandangan tersebut disampaikan Chief Country Representative US-ASEAN Business Council Jakarta, Landry Haryo Subianto, dalam acara diskusi bertajuk ‘Dampak Pemilu AS terhadap Hubungan RI-AS', yang digelar secara virtual dari Jakarta, Selasa.

Menurut Landry, saat ini Indonesia tidak dalam posisi untuk memilih atau memihak pada satu calon presiden AS.

“Harus mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi,” ujarnya.

Dia mengatakan meski kedua calon presiden, yakni petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republik, dan capres Partai Demokrat Joe Biden yang juga mantan wapres masa pemerintahan Presiden Barack Obama, memiliki arah kebijakan yang terlihat perbedaannya, kemungkinan kebijakan yang diambil dapat bergantung pula pada keadaan yang dihadapi pascapemilihan.

Salah satu contoh yang disebutkan adalah apabila Joe Biden terpilih pada pilpres nanti, dan meski dia memiliki pandangan hubungan internasional yang lebih terbuka ketimbang Presiden Trump, ada kemungkinan bahwa Biden akan fokus pada urusan internal terkait rekonsolidasi, membina para sekutu, dan berupaya menangani COVID-19 serta kondisi ekonomi AS yang tidak terlalu baik.

Dalam konteks kepentingan nasional Indonesia dan menjaga hubungan yang konkret, saling menguntungkan, realistis dan berorientasi ke depan dengan Amerika Serikat, Landry menyarankan Indonesia membuat langkah semacam model modular diplomacy., yaitu Indonesia mulai mengantisipasi isu-isu yang menjadi perhatian bersama atau menjadi prioritas bagi AS dan memanfaatkan peluang dari perkembangan di negara itu. 

Beberapa sektor yang disebutkan bisa dicari peluangnya termasuk iklim, teknologi, kesehatan, serta isu-isu prioritas perdagangan dan investasi.

Dia menggarisbawahi bahwa potensi-potensi yang dapat dioptimalkan perlu dibarengi dengan iklim yang kondusif dan saling terkait di dalam negeri.

Dia menambahkan bahwa siapa pun yang terpilih nanti dalam pilpres AS, Presiden Joko Widodo diharapkan dapat menjalin hubungan baik secara personal.

“Misalnya Biden terkenal dengan pendekatan personalnya. Trump sudah pernah bilang ‘Jokowi is my good friend’. Apabila Biden terpilih, target penting adalah saat Biden sudah bisa bilang ‘Jokowi is my good friend’,” katanya.

Baca juga: Biden ungguli Trump 8 poin dalam hasil 'polling' opini pemilih

Baca juga: Biden akan kampanye penghapusan rasisme di AS

Baca juga: Penasihat Joe Biden bentuk tim pergantian presiden AS


 

Indonesia terima kiriman 100 ventilator dari AS

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020