Gunungkidul (ANTARA News) - Dua nelayan hilang ketika perahu mereka diterjang gelombang besar di perairan Pantai Wediombo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin sekitar pukul 19.30 WIB.

Menurut Sekretaris Tim SAR Pantai Korwil I Gunungkidul Sukamto, Edi dan Kathik warga Kecamatan Girisubo, Gunungkidul ini hilang setelah perahu motor jenis jukung yang ditumpanginya digulung gelombang besar setinggi hampir tiga meter.

"Edi dan Kathik sampai Senin malam belum ditemukan, dan tim SAR beserta sejumlah nelayan masih melakukan pencarian di perairan Pantai Wediombo dan sekitarnya," katanya.

Menurut dia, kedua nelayan itu berangkat melaut dengan menggunakan perahu motor jenis jukung yang biasa digunakan para nelayan setempat.

Ia mengatakan, dalam kondisi cuaca seperti saat ini perahu nelayan berukuran kecil sangat rawan jika digunakan untuk melaut.

"Gelombang laut masih cukup besar dan bisa menggulung perahu mereka, karena saat ini ketinggian gelombang bisa mencapai tiga setengah meter," katanya.

Menurut Sukamto, mereka memang bermaksud mencari ikan di perairan Pantai Wediombo. Namun, tiba-tiba perahu mereka diterjang gelombang besar sehingga perahu terbalik, dan dua nelayan itu hilang.

"Kami masih melakukan pencarian, dan apabila belum ditemukan, akan kami cari hingga Selasa dini hari," katanya.

Perahu tersebut milik Edi warga Desa Balong, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Edi melaut bersama Kathik warga Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul

"Diperkirakan perahu mereka diterjang gelombang besar saat berada di posisi tiga mil dari garis pantai," katanya.

Menurut dia, para nelayan setempat sebenarnya mengetahui bahwa sejak Senin siang angin laut bertiup kencang dan gelombang tinggi, namun pada sore harinya angin agak mereda dan gelombang kembali normal, sehingga mereka nekad melaut.

"Cuaca tiba-tiba berubah drastis pada petang hari, dan angin bertiup kencang serta gelombang mulai tinggi," katanya.

Dengan cuaca seperti itu, kata Sukamto diperkirakan dua nelayan tersebut tidak dapat mengendalikan perahu mereka, hingga akhirnya perahu terbalik dan mereka hilang.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009