Jakarta (ANTARA) - Institut Pertanian Bogor (IPB) University terus mengembangkan Taman Teknologi dan Agribisnis atau Agribusinnes and Technology Park (ATP) untuk komersial dengan melibatkan para petani sehingga memberdayakan mereka.

Direktur Bisnis IPB University Ahmad Yani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan ATP menghasilkan produk sayuran organik.

"ATP juga menghasilkan produk buah jambu kristal, jambu mutiara, melon, sayur nonorganik, benih ikan lele dan bibit tanaman," kata dia.

Ahmad mengatakan ATP adalah salah satu unit bisnis yang dimiliki IPB University. Unit bisnis tersebut bergerak di bidang pertanian dari hulu sampai hilir dengan melibatkan petani di sekitar Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur sebagai mitra.

Baca juga: IPB: Kriteria pemeringkatan perguruan tinggi berbeda-beda

Baca juga: Kementan gandeng IPB kembangkan diversifikasi pangan lokal


Dia mengatakan ATP IPB University memiliki fasilitas penunjang bisnis seperti pembibitan, greenhouse, perkebunan dan area rumah pengemasan produk.

Sebagai salah satu unit bisnis, dia mengatakan ATP memiliki berbagai produk yang dihasilkan bersama petani mitra dengan produk unggulan sayuran organik.

"Sedikitnya ada 30 petani mitra yang dibina dan bekerja sama dengan ATP. Melalui petani mitra inilah ATP University menghasilkan berbagai produk sayuran organik yang berkualitas," kata dia.

Produk sayuran organik hasil dari petani mitra dipasarkan ke pasar modern dan ritel di kawasan Jabodetabek.

Dia mengatakan ATP juga memiliki segmen perikanan mulai dari pembenihan, pendederan, pembesaran hingga pengolahan.

ATP IPB University, kata dia, juga memproduksi berbagai bibit sayuran untuk memenuhi kebutuhan bibit petani mitra. ATP juga menyediakan bibit buah jambu kristal, jambu mutiara dan buah pepaya calina.

"Di samping berfokus pada lini bisnis, ATP IPB University juga memberikan layanan kepada mahasiswa dan masyarakat seperti kegiatan kunjungan praktikum lapangan, agroedutourism, pelatihan dan kegiatan magang bagi mahasiswa," katanya.*

Baca juga: Guru Besar IPB ungkap penyebab minim inovasi sektor kelautan

Baca juga: Dewan Guru Besar IPB optimistis terhadap industri berbasis sagu

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020