Wawali Yogya: Tujuannya adalah memberikan jaminan keamanan.
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan aplikasi untuk memantau kedatangan mahasiswa luar daerah sehingga prosedur kedatangan mereka kembali ke Yogyakarta tetap sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku sebagai upaya mencegah penularan virus corona.

“Aplikasi ini sudah mulai berlaku dan seluruh tata cara terkait kedatangan mahasiswa luar daerah pun sudah kami rangkum dalam sebuah buku petunjuk,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Setiap mahasiswa dari luar daerah yang akan kembali ke Yogyakarta diminta terlebih dulu mengisi data dan profil melalui aplikasi daring yang bisa diakses di laman kuliahlagi.jogjakota.go.id.

Setelah mengisi berbagai data dan profil yang dibutuhkan, maka setiap mahasiswa akan memperoleh QR code yang nantinya akan digunakan sebagai bukti untuk verifikasi.

Baca juga: Kasus melonjak, ribuan masker dibagikan gratis di Sleman-Yogyakarta

Pengisian aplikasi tersebut, lanjut Heroe, hampir sama seperti laporan yang harus dilakukan oleh setiap pendatang atau pemudik yang kembali ke Kota Yogyakarta.

Selain itu, setiap mahasiswa yang akan kembali ke Yogyakarta juga diminta membawa hasil rapid test nonreaktif untuk kemudian disampaikan sebagai bagian laporan ke pemilik pondokan atau ke RT setempat.

“Tujuannya adalah memberikan jaminan keamanan. Tidak hanya pemerintah daerah saja yang memberikan jaminan keamanan tetapi juga semua pihak,” katanya yang menyebut aplikasi itu bagian dari “corona monitoring system” (CMS).

Berdasarkan data, sekitar 50 persen dari 300.000 mahasiswa luar daerah di DIY berada di Kota Yogyakarta sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta perlu melakukan persiapan dan berbagai antisipasi sebagai upaya pencegahan penularan virus corona.

Baca juga: AP I buka penerbangan internasional rute Bandara YIA-Singapura

Dari temuan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Yogyakarta, beberapa di antaranya memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah.

Sementara itu, Koordinator Lapangan Posko Kedatangan Mahasiswa di Kelurahan Tahunan Yogyakarta, Pambudi Bayu Santoso mengatakan belum banyak mahasiswa luar daerah yang kembali ke pondokan di kelurahan itu.

“Dalam sehari, ada satu atau dua mahasiswa yang kembali ke pondokan. Rata-rata memang dari luar kota, seperti Samarinda, Pati, dan Sidoharjo,” katanya yang menyebut di RW 7 Tahunan terdapat sekitar 50 pondokan untuk mahasiswa.

Setiap mahasiswa yang kembali ke pondokan, lanjut dia, terlebih dulu diminta melapor ke posko untuk didata, dan mengisi fomulir kedatangan serta menyerahkan hasil rapid test non reaktif atau surat sehat.

Baca juga: DIY intensifkan pelatihan penjualan digital bagi UMKM

“Saat melapor ke posko, ada yang sudah membawa hasil rapid test atau hanya surat sehat. Tetapi, ada juga yang tidak membawanya. Untuk mahasiswa yang tidak membawa rapid test, maka kami minta mereka untuk melakukan rapid test di Yogyakarta,” katanya.

Selain itu, mahasiswa dari luar daerah tersebut diimbau untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Namun demikian, praktik isolasi mandiri tersebut sulit dilakukan.

“Banyak dari mahasiswa tersebut yang harus segera menyelesaikan urusan kuliah di kampus sehingga mereka biasanya langsung sibuk,” katanya.

Baca juga: Warga Yogyakarta harus disiplin karena marak transmisi lokal COVID-19

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020