"Tercatat ada pertumbuhan pembiayaan sebesar 2,68 persen secara year on year, " ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Yusup Ansori di Medan, Jumat.
Dia mengakui, berdasarkan data, pembiayaan syariah terbesar untuk penggunaan konsumtif sebesar Rp 6,30 triliun.
Kemudian untuk modal kerja Rp2,91 triliun dan investasi sebesar Rp2,78 triliun.
Baca juga: Wapres sebut merger bank syariah BUMN memperkuat perbankan nasional
Baca juga: IAEI NTB anggap perbankan syariah masih bebani umat
"Semakin menggembirakan karena DPK juga naik, " katanya.
.
DPK usaha syariah bertumbuh 7,47 persen menjadi sebanyak Rp14,65 triliun.
OJK, ujar Yusup, meyakini kinerja perbankan syariah dan bank umum akan semakin membaik ke depannya sejalan era normal baru.
Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Sumut, Yusra, mengatakan masing-masing perbankan syariah melakukan strategi untuk mempertahankan kinerja positif perusahaan.
"Memang kehati-hatian semakin diperkuat di tengah pandemi COVID-19 untuk menghindari masalah, namun peluang pembiayaan dan DPK terus dicari dan dimanfaatkan, " katanya.*
Baca juga: Erick minta BUMN perbankan fokus garap pasarnya masing-masing
Baca juga: Menteri Erick kaji gabungkan perbankan syariah
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020