Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) baru sebesar 2,5 persen dari total potensi yang ada.

Arifin Tasrif dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin, mengatakan potensi total EBT di Indonesia mencapai 417,8 Giga Watt (GW).

Namun berdasarkan data yang ada, pemanfaatan EBT baru sebesar 10,4 GW atau 2,5 persennya. Berbagai potensi tersebut termasuk energi samudera, panas bumi, bio energi, bayu, air, dan surya.

Baca juga: Percepat EBT, pemerintah godok perpres sebagai terobosan regulasi

Baca juga: Kementerian ESDM sebut 24 pembangkit EBT beroperasi semester I 2020


Sementara itu, sebelumnya PT PLN sendiri terus meningkatkan penggunaan EBT untuk pembangkit listrik. Hingga Juni 2020 kapasitas pembangkit energi ramah lingkungan tersebut di Indonesia sudah mencapai sebesar 7.964 MW.

Dari sisi bauran energi, pemanfaatan pembangkit EBT juga meningkat dari 12,36 persen pada Januari 2020 menjadi 14 persen pada Juni 2020.

Baca juga: Bingkisan listrik EBT dalam tabung untuk saudara di pulau terluar

Pembangkit EBT didominasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu sebesar 4.707 MW atau 7,5 persen dari total bauran energi Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) sebesar 2.443 MW atau 3,9 persen dari total energi pembangkit.

Peningkatan EBT juga menjadi bagian transformasi PLN. Melalui salah satu aspirasi utama, yaitu green, PLN memiliki beberapa strategi untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan, yaitu dengan co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah beroperasi, program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) biomassa, dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang sudah ada.

Baca juga: PLN terus tingkatkan porsi bauran pembangkit EBT

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020