Jakarta (Antara) - Tanoto Foundation, organisasi filantropi yang memajukan pendidikan di Indonesia, melakukan adaptasi seiring pandemi COVID-19 dengan mengubah sebagian program kegiatan dari tatap muka ke daring (dalam jaringan).

"Adanya COVID-19, kami lakukan 'sprint' dan 'marathon' , artinya cepat dan terus mencari solusi. Kegiatan tatap muka diubah menjadi daring dan dalam 2-3 bulan modul daring sudah tersedia," kata Dr. J. Satrijo Tanudjojo global CEO Tanoto Foundation (TF) dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.

Pada Senin (10/8) dan Selasa, TF melaksanakan Virtual Tanoto Scholars Gathering 2020 dengan tema Learn & Lead ; Embracing Humanity in the New Normal World. Kegiatan tersebut diikuti 317 alumni maupun penerima bea siswa TF.

Satrijo mengemukakan, modul daring yang telah tersedia antara lain adalah untuk para tutor membantu orang tua murid agar lebih mengenal dan menguasai gawai sehingga mereka dapat berperan lebih aktif saat anak mereka bersekolah daring di rumah.

"Selain itu, tentunya ada kegiatan daring seperti sharing dengan para tokoh, rektor, inspirational talk. Kami mengubah metode dari tatap muka ke daring, tapi target kegiatan kami tetap sama," katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, TF juga "marathon" alias terus mencari untuk menemukan solusi-solusi bagi pelaksanaan program pemberdayaan bidang pendidikan pada masa pandemi.

"Misalnya, kita terus pelajari, kapan saatnya kegiatan pelatihan bisa dilakukan tatap muka sekaligus daring, jadi ada yang hadir di tempat tapi juga yang berada jauh bisa mendapatkan pelatihan pada saat yang sama."

Pada acara gathering tersebut, pembicara antara lain adalah para penerima beasiswa pendidikan tinggi TF yang dinamakan program TELADAN dan para pesertanya disebut Tanoto Scholars.

Setiap tahun, TELADAN diikuti lebih dari 150 mahasiswa yang mendapat beasiswa penuh berikut tunjangan bulanan, pelatihan berjenjang dan monitoring terstruktur untuk meningkatkan "soft skill".

Sejak 2006 hingga 2019, telah ada 7.650 Tanoto Scholars, 40 di antaranya telah "Go International".

Pada gathering tersebut, para Tanoto Scholars yang mendapat kesempatan menyampaikan paparan antara lain Nur Efendi Darming, "co-winner 2020 ideas for Action Incubator Competition" dan Achmad Nanang Maulana, arsitek yang kini berkarier di Singapura.

"Ada juga anggota Tanoto Scholars yang memilih menjadi petani, entepreneur bidang pertanian, sukses, dan kini menjadi anggota DPRD di usia muda," kata Satrijo.

Menurut Satrijo, setiap Tanoto Scholars diharapkan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat atau komunitas masing-masing, sesuai prinsip "paying it forward" yang ditekankan oleh pendiri Tanoto Foundation, Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, bahwa pemimpin yang baik harus peduli terhadap masyarakat.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020