Bogor (ANTARA News) - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Khairil Anwar Notodiputro, MS, Kamis mengemukakan bahwa wafatnya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid membuat bangsa Indonesia dan umat manusia di dunia kehilangan.

Dalam perbincangan dengan ANTARA di Bogor, Prof Khairil Anwar Notodiputro MS yang juga dekan Pascasarjana IPB mengatakan, Gus Dur merupakan tokoh besar Indonesia yang sulit dicarikan tandingannya.

"Hemat saya hingga kini kita baru memiliki dua tokoh besar yang disegani bangsa-bangsa lain di dunia yaitu Bung Karno dan Gus Dur," kata Prof Khairil.

Kebesaran Gus Dur bukan hanya diakui atau dirasakan oleh umat Islam yang notabene dianut mayoritas bangsa Indonesia, namun juga oleh semua umat beragama, karena sepanjang hidup Gus Dur mewakafkan dirinya untuk memperjuangkan toleransi, peramaian, dan saling pengertian dalam berbangsa dan bernegara.

"Gus Dur merupakan ulama dan tokoh besar bangsa Indonesia yang sangat sulit dicarikan penggantinya hingga kini. Terutama bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) ini menjadi pekerjaan rumah besar, untuk mencari pemimpin yang dapat melanjutkan perjuangan Gus Dur," imbuh Khairil.

Menurut Khairil, walaupun Gus Dur lahir dan dibesarkan dalam keluarga NU yang sangat kental, bahkan disebut sebagai "darah biru" karena keluarganya merupakan pendiri NU, namun keberadaannya diterima oleh semua lapisan masyarakat tanpa sekat agama maupun ras.

"Dengan keluasan ilmunya, ketulusan dalam berjuang serta tidak mengenal lelah dalam mengabdi untuk bangsa, Gus Dur menjadi panutan dan guru bagi bangsa ini," tuturnya.

Khairil melanjutkan, semasa hidup Gus Dur telah mengajarkan kepada bangsa Indonesia untuk selalu hidup rukun, toleran dan saling menghargai antarsesama. Terutama terhadap umat Islam, Gus Dur mengajarkan sikap moderat dan universalisme Islam dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.

"Gus Dur merupakan sosok paripurna, selain sebagai ulama, budayawan, politisi, beliau juga pejuang kemanusiaan dan pelindung kaum papa, terutama minoritas tertindas selalu diayomo. Gus Dur memperjuangkan keadilan bagi semua," ungkap Khairil.

Prof Khairil menambahkan,"Sungguh hari ini bangsa Indonesia telah ditinggal putra terbaiknya. Umat beragama di dunia juga merasakan hal sama. Selamat jalan Gus, semoga mendapatkan tempat mulia di sisi Allah SWT dan cita-cita perjuangan Gus dapat dilanjutkan warga NU dan bangsa Indonesia."
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009