Karena sudah lama bersahabat, lebih terbuka, lebih enak ngobrolnya
Jakarta (ANTARA) - Pengalaman berakting bersama dalam satu film tak lantas membuat tugas Adipati Dolken lebih mudah ketika bertemu lagi dengan Della Dartyan di film "Akhirat - A Love Story".

Dia harus mengatur lagi "chemistry" yang sudah ada, lantaran karakter yang mereka perankan berbeda dari pertemuan mereka di sekuel "Love For Sale".

"Sebelumnya pernah main sama Della, tapi chemistry itu cukup unik di film ini, harus buat sedikit berbeda," tutur Adipati di konferensi pers daring, Kamis.

Adipati dan Della berperan sebagai klien dan petugas aplikasi pencarian pasangan di film "Love For Sale 2", kali ini mereka berpasangan sebagai akuntan dan ilustrator yang berada di persimpangan antara alam manusia dan alam baka.

Baca juga: Adipati Dolken - Della Dartyan bersua lagi di "Akhirat - A Love Story"

Della menambahkan, kedekatan yang sudah terjalin antara dia dan Adipati membuat diskusi lebih mengalir lancar.

"Karena sudah lama bersahabat, lebih terbuka, lebih enak ngobrolnya," ujar Della.

Kisah cinta bernuansa fantasi ini mengisahkan Timur (Adipati Dolken), akuntan muda yang jatuh cinta kepada Mentari (Della Dartyan), ilustrator berjiwa bebas. Mereka tetap bersama di tengah perbedaan. Tragedi melanda pasangan ini, Timur dan Mentari mengalami kecelakaan mobil yang membuat mereka koma.

Mereka berada di persimpangan antara alam manusia dan alam baka. Timur dan Mentari yang tak ingin terpisahkan menjelajahi ruang antara dunia akhirat, bertemu dengan jiwa lain yang memilih nasib yang sama.

Meski bergenre fantasy romance, cerita "Akhirat - A Love Story" akan tetap terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, kata sutradara Jason Iskandar.

Konsep portal dan lintas waktu bakal mewarnai "Akhirat - A Love Story", tapi bukan berarti bakal ada plot mengenai perjalanan waktu.

Baca juga: Adipati Dolken perankan jurnalis dalam "Pemburu di Manchester Biru"

"Bukan sci-fi (fiksi ilmiah), pegangan yang paling oke fantasy romance, yang digarisbawahi kata fantasi," jelas produser Base Entertainment Shanty Harmayn.

"Akhirat - A Love Story" adalah debut film panjang Jason Iskandar yang sebelumnya hanya menciptakan film-film pendek.

Karyanya tayang di berbagai di festival nasional dan internasional, seperti “Territorial Pissings” (2010) mendapatkan Best Film - Jogja - NETPAC Asian Film Festival, “Seserahan” (2014) jadi Official Selection - Singapore International Film Festival.

Kemudian “The Day The Sky Roared (2018): Official Selection - Busan International Short Film Festival”. Film pendek “Elegi Melodi” (2018) juga menjadi nominasi pada Festival Film Indonesia.

Baca juga: Daftar lengkap pemenang Piala Citra FFI 2018

Beralih fokus dari film pendek ke film panjang, Jason menuturkan pada dasarnya prinsip produksi film sama saja meski durasi berbeda.

"Prinsipnya sama, bercerita," kata dia.

Namun, kali ini ada banyak variabel yang harus dia pertimbangkan mengingat durasi film yang jauh lebih lama. Proses menulis skenario juga lebih memakan waktu dibandingkan biasanya.

"Akhirat - A Love Story" adalah karya kolaborasi Base Entertainment dengan Studio Antelope yang didirikan Jason Iskandar serta produser Florence Giovani.

Base Entertainment sebelumnya membuat "Perempuan Tanah Jahanam" bersama Joko Anwar juga "Guru-Guru Gokil" yang diproduseri Dian Sastrowardoyo.

Selain menggandeng sineas yang sudah punya nama, Shanty mengatakan Base Entertainment selalu tertarik bekerjasama dengan sutradara baru untuk memberi "suntikan" dinamika ke dalam industri film.

"Kami sudah pantau film-film pendek Jason. Setahun lalu, Jason pitch beberapa cerita, salah satunya ini. Cerita ini kuat, visi personal Jason keluar sekali," jelas Shanty mengenai awal mula kolaborasi mereka.

Produksi “Akhirat - A Love Story” akan dilakukan di bulan September dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah. Film diharapkan dapat tayang di bioskop pada semester pertama 2021.

Baca juga: Adipati Dolken akui lebih sulit bermain di "Teman Tapi Menikah 2"

Baca juga: Kisah perjuangan dan pengkhianatan dalam "Perburuan"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020