Saat ini kami sedang merumuskan peraturan ini dan secara bertahap membangun infrastruktur berdasarkan kemampuan keuangan daerah. Kami juga mengupayakan pembangunan infrastruktur pariwisata dan pendukung pariwisata menggunakan dana keistimewaan dan pe
Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke wilayah ini.

"Kami berharap Bandara Internasional Yogyakarta menimbulkan pergerakan wisatawan yang ke Gunung Kidul," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul A Harry Sukmono, Sabtu.

Ia mengatakan saat ini, Pemkab Gunung Kidul tengah menyiapkan perubahan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan.

Peraturan daerah (perda) ini untuk menyiapkan pariwisata Gunung Kidul ke depan, khususnya keberadaan jalur jalan lintas selatan (JJLS), tol trans Jawa, ruas jalan Prambanan-Gading-Bandara Internasional Yogyakarta, serta pengembangan kawasan Joglo Semar.

Perda ini sebagai pedoman tata kelola pariwisata Gunung Kidul ke depan yang mengatur tentang destinasi pariwisata, kelembagaan pariwisata, pemasaran pariwisata dan industri pariwisata.

"Saat ini kami sedang merumuskan peraturan ini dan secara bertahap membangun infrastruktur berdasarkan kemampuan keuangan daerah. Kami juga mengupayakan pembangunan infrastruktur pariwisata dan pendukung pariwisata menggunakan dana keistimewaan dan pemerintah pusat," katanya.

Menurut Harry, hal yang perlu segera dikerjakan adalah penataan kawasan masing-masing objek wisata, percepatan pembangunan infrastruktur jalan atau akses jalan menuju objek wisata. Hal ini mengingat akses jalan menuju objek wisata di Gunung Kidul masih sempit dan ada yang belum diaspal.

"Kami tidak menutup mata dengan adanya keluhan wisatawan soal akses jalan yang sempit, sehingga bus pariwisata harus hati-hati saat melintas, dan begitu juga pengendara roda empat lainnya. Kami sudah berusaha maksimal akses jalan ini dibangun sesuai kemampuan keuangan daerah," katanya.

Harry mengakui beberapa tahun terakhir, perkembangan wisata di Gunung Kidul berkembang pesat, sehingga mampu menyumbang pendapatan asli daerah cukup tinggi, antara Rp20 miliar hingga Rp25 miliar per tahun. Sektor pariwisata juga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat, mengurangi pengangguran, dan mengangkat potensi lokal.

Saat ini, kunjungan hampir 99 persen yang berkunjung ke Gunung Kidul masih wisatawan domestik, sekitar Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur bagian barat.

"Kami hanya berharap pemerintah pusat mendukung pariwisata di Gunung Kidul dengan mempercepat pembangunan akses jalan yang yang tidak mungkin dapat menggunakan anggaran kabupaten," katanya.


Baca juga: Objek wisata Gunung Kidul bakal dibuka, namun bus dilarang masuk

Baca juga: Siap buka lagi objek wisata, Gunung Kidul siapkan protokol kesehatan

Baca juga: Begini cara Gunung Kidul kejar target retribusi wisata Rp27,8 miliar

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020