Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Lampung Selatan mulai melirik budidaya durian karena komoditas ini memiliki pangsa pasar yang baik seperti Jakarta dan Jawa Barat.

"Kami berupaya supaya petani mempertahankan kualitas buah durian asal daerah ini dan memperbanyak budidaya jenis unggul untuk meningkatkan produksi," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Selatan, Edhie Djajus, di Kalianda, Jumat.

Dia mengatakan, keuntungan petani dari hasil penjualan durian mencapai jutaan rupiah dalam setiap pohon, sehingga meningkatkan penghasilan meskipun musim panen tidak sepanjang tahun.

"Jika setiap petani atau pekebun memiliki puluhan batang maka hasilnya akan mencapai puluhan juta rupiah dalam sekali musim," kata dia.

Dia menambahkan, saat ini tanaman durian milik penduduk merupakan tanaman selingan. Harapannya nanti para petani dapat memperbanyak tanaman dengan menambah tanaman baru di berbagai titik lahan pertanian.

"Dengan demikian, beberapa tahun ke depan produksi durian di Lampung Selatan dapat terus melimpah baik untuk pasokan pasar lokal maupun pasar nasional terutama DKI Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya," ujarnya.

Dia juga mengharapkan para petani dapat melakukan teknik budidaya durian yang baik dengan mempelajari karakteristik tanaman itu dari saat tanam hingga penanganan pascapanen, serta pengendalian terhadap penyakit.

Menurut dia, sebagian besar topografi wilayah di kabupaten itu merupakan dataran tinggi perbukitan yang sangat potensial sekali sebagai pengembangan budidaya durian.

Selain itu, katanya, tanaman durian merupakan tanaman keras yang mudah tumbuh, dan memiliki masa produktif mencapai puluhan tahun, cocok sekali untuk investasi warga.

"Kami akan mengupayakan terobosan-terobosan baru untuk peningkatan budidaya buah durian yang telah memiliki pangsa pasar cukup luas ini. Yakni menyediakan bibit unggul," kata dia.

Wilayah penghasil buah durian di Kabupaten Lampung Selatan yakni Kecamatan Kalianda, Katibung, Bakuheni, Tanjungbintang, Sidomulyo, Palas, Sragi, Penengahan dan Rajabasa.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010