Selama ini limbah organik dan non-organik belum optimal dimanfaatkan. Dan kebetulan ada industri (walaupun saya lihat skalanya masih kecil) mampu memanfaatkan seluruh limbah.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mendorong industri yang terkait dengan aktivitas pengolahan sampah untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah atau sampah pasar  menjadi pupuk organik yang berguna bagi tanaman pertanian.

"Selama ini limbah organik dan non-organik belum optimal dimanfaatkan. Dan kebetulan ada industri (walaupun saya lihat skalanya masih kecil) mampu memanfaatkan seluruh limbah," kata Dedi Mulyadi dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Dedi bersama sejumlah Anggota Komisi IV DPR juga telah mengunjungi pabrik pengolahan limbah milik PT Bio Konversi Indonesia yang terletak di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, 4 September 2020.

Baca juga: Potensi pasar pupuk organik di Indonesia masih terbuka lebar

Menurut politisi Fraksi Partai Golkar itu, pemanfaatan limbah atau sampah pasar menjadi pupuk organik merupakan hal yang sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi.

Pemanfaatan sampah pasar itu, ujar dia, tidak hanya berguna untuk kesehatan lingkungan sekitar, namun bermanfaat untuk pertanian, karena harganya relatif lebih terjangkau.

Selain itu, ia berpendapat bahwa hal tersebut dapat mengatasi ketergantungan petani terhadap pupuk kimiawi yang kerap menggunakan bahan baku impor.

Baca juga: FP UNS ciptakan pupuk organik limbah pewarna

Dedi mengutarakan harapannya agar ke depan juga dapat muncul pabrik-pabrik sejenis di seluruh daerah yang ada di Republik Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penerapan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah bisa membuka lebih dari 120 ribu lapangan kerja baru.

"Penerapan eko sirkular dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat membuka lapangan kerja lebih dari 120 ribu lapangan kerja baru dengan industri daur ulang dan 3,3 juta pekerja informal pendukung," katanya dalam peluncuran Packaging Recovery Organization/PRO Indonesia yang ditayangkan secara daring, Selasa (25/8).

Baca juga: Jakpro kembangkan fasilitas pengolahan sampah di wilayah barat Jakarta

Luhut mengatakan pemerintah saat ini sangat peduli terhadap pengelolaan sampah plastik. Pemerintah bahkan berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang tidak biasa serta menerapkan pendekatan sistem dalam memerangi sampah plastik serta polusi yang ditimbulkannya.

Pemerintah beberapa waktu lalu telah meresmikan program pengolahan sampah dengan metode Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah.

"Kita mau bikin RDF seperti itu 10 lagi di kota-kota yang sampahnya di bawah 200 ton per hari. Karena sampah ini menimbulkan macam dampak penyakit, kesehatan dan sebagainya," katanya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020