Semakin banyak ditemukan kontak erat semakin bagus sehingga tidak ada orang tanpa gejala
Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Minggu, mengunjungi 22 RW merah COVID-19 untuk mengecek kesiapan relawan RW Siaga maupun Tim Detektif (deteksi aktif) COVID-19 selalu siap siaga menjalankan tugas yakni pelacakan dan pemantauan COVID-19.

Pada kunjungan tersebut Bima Arya didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno dan Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah.

Pada setiap RW yang dikunjungi, Bima Arya memberikan tiga poin arahan secara singkat kepada relawan RW Siaga maupun Detektif COVID-19 di tingkat RW yang memiliki unit lacak dan unit pantau.

Baca juga: Kota-Kabupaten Bogor sepakati penyediaan ruang rawat pasien COVID-19

Bima Arya juga menyerahkan bantuan berupa obat-oabatan dan multivitamin untuk warga anak balita dan orang lanjut usia di RW merah. Bantuan tersebut diterima oleh ketua RW untuk disalurkan kepada warganya yang balita dan lansia yang membutuhkan.

RW merah adalah RW yang warganya ada yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sedang sakit. Di Kota Bogor ada 115 RW merah dari 797 RW di Kota Bogor.

Menurut Bima Arya, pada kunjungannya di setiap RW dirinya selalu mengingatkan tiga hal kepada pengurus RW, relawan RW Siaga, maupun tim Detektif COVID-19 dan untuk memastikan menjalankan tugasnya untuk pelacakan dan pemantauan kasus COVID-19.

Baca juga: Satgas COVID-19 dukung Depok dan Bogor terapkan jam malam

Baca juga: Pemkot Bogor siapkan tempat isolasi khusus COVID-19 di Lido


Ketiga hal tersebut adalah, pertama, memastikan penerapan protokol kesehatan di jalankan oleh warga, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air sabun, dan menjaga jarak fisik.

"Harus dipastikan warga memakai masker pada semua kegiatan di luar rumah. Pengurus RW harus memberikan contoh dengan memakai masker," kata Arya di Kota Bogor.

Kedua, Bima juga mengecek kesiapan relawan RW Siaga dan tim Detektif COVID-19 yakni unit lacak dan unit pantau. Terhadap warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 harus dilacak kontak eratnya.

Baca juga: Wali kota sebut kasus COVID-19 di kota Bogor meningkat 215 persen

"Tim lacak harus bisa mencari kontak eratnya, minimal ada 20 orang di setiap RW. Semakin banyak ditemukan kontak erat semakin bagus, sehingga tidak ada OTG (orang tanpa gejala)," katanya.

Data kontak erat tersebut, kata dia, diserahkan kepada unit pantau untuk ditindaklanjuti.

Ketiga, memberikan bantuan oabat-oabatan dan multivitamin untuk warga yang membutuhkan, khususnya anak balita, orang usia lanjut, dan ibu hamil.

Baca juga: PSBB Proporsional Bogor Depok Bekasi diperpanjang hingga 29 September




 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020