Kita belum hitung ya, tapi yang jelas naik, cuman angkanya berapa belum kita rilis ya
Cibinong, Bogor (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memperkirakan angka kemiskinan di wilayah itu melonjak pada tahun ini, meski angkanya sudah berangsur menurun sejak lima tahun silam.

"Kita belum hitung ya, tapi yang jelas naik, cuman angkanya berapa belum kita rilis ya," ungkap Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani di Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin.

Menurutnya, kondisi tersebut tak lain disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang telah melumpuhkan berbagai sendi perekonomian secara nasional.

Baca juga: Tekan laju angka kemiskinan, Kemenkeu pastikan optimalisasi belanja

Berdasarkan catatan BPS Kabupaten Bogor, angka kemiskinan di wilayah Kabupaten Bogor terus menurun sejak tahun 2015 yang berada di angka 8,96 persen atau 487 ribu orang.

Pada tahun 2016 angka kemiskinan Kabupaten Bogor menurun ke 8,83 persen atau 490 ribu orang, kemudian tahun 2017 menjadi 8,57 persen atau 487 ribu orang, tahun 2018 menjadi 7,15 persen atau 415 ribu orang, dan tahun 2019 sebanyak 6,66 persen atau 395 ribu orang.

Di samping itu BPS Kabupaten Bogor memproyeksikan jumlah warga di wilayahnya tahun ini menembus angka 6 juta jiwa atau terbanyak jika dibandingkan dengan kabupaten lain se-Indonesia.

Baca juga: Presiden harap angka kemiskinan ekstrem jadi nol pada 2024

"Berdasarkan proyeksi penduduk, penduduk kita saat ini adalah 6 juta jiwa, terbanyak se-Indonesia. Itu berdasarkan (perhitungan) konsep lama dikatakan penduduk minimal sudah menetap 6 bulan, konsep sekarang minimal 1 tahun menetap," ungkap Kepala BPS Kabupaten Bogor, Sarwono.

Menurutnya, angka jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mutakhir akan diketahui setelah sensus penduduk tahun 2020 dilakukan. Pasalnya, dalam waktu 15 hari hingga 1 bulan ke depan BPS Kabupaten Bogor menerjunkan 3.145 petugas untuk melakukan sensus ke rumah-rumah warga.

Baca juga: Bank Dunia perkirakan penduduk miskin RI bertambah 9,6 juta orang

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020