Jakarta (ANTARA) - Semua kelompok usia berisiko untuk terinfeksi COVID-19, namun lansia berisiko lebih tinggi terkena infeksi dan kematian akibat COVID-19 akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh ditambah adanya riwayat memiliki berbagai penyakit kronik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penurunan fungsi ginjal, dan penyakit paru obstruksi kronik yang meningkatkan risiko komplikasi penyakit.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Purwita Wijaya Laksmi memberikan rekomendasi 10 hal yang perlu diperhatikan agar lansia tetap sehat di era pandemi COVID-19 yakni:

1. Jaga jarak
Upayakan sebisa mungkin menjaga jarak fisik dengan orang lain minimal satu meter. Hindari bersentuhan dengan orang lain termasuk bersalaman, serta jauhi orang sakit. Keluarga dan kerabat yang sedang sakit flu diharapkan tidak melakukan kontak dengan lansia karena dikhawatirkan akan menularkan virus yang sedang diidapnya.

Anggota keluarga atau perawat yang harus mobilitas keluar rumah dan tinggal satu rumah dengan lansia, wajib setiap kali pulang ke rumah menjalankan protokol kesehatan (misalnya tidak duduk atau menyentuh barang barang di rumah sebelum mandi dan keramas, mencuci pakaian yang digunakan di luar rumah pada kesempatan pertama, dan sebagainya), senantiasa menjaga jarak, dan tetap menggunakan masker meskipun berada di rumah.

Ekspresi wajah kita akan sulit dikenali ketika menggunakan masker dan dapat menimbulkan salah persepsi oleh lansia, maka saat berkomunikasi perlu mengedepankan bahasa non-verbal.

Posisi lawan bicara berada di dalam lapang pandang lansia dengan jarak terdekat yang tetap aman, menjaga kontak mata, bicara dengan melihat mata lawan bicara, tubuh condong ke lawan bicara, serta menjaga intonasi dan volume suara yang tepat perlu dilakukan untuk menunjukkan kesungguhan mendengarkan dan mencegah timbulnya gangguan komunikasi.

2. Jaga kebersihan dan kesehatan
Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizier. Tetap rutin minum obat sesuai anjuran dokter dan berjemur di sinar matahari pagi.

Pasien yang baru kali pertama berobat perlu berkonsultasi ke dokter dengan tatap muka langsung, sedangkan untuk kontrol rutin diutamakan menggunakan metode konsultasi dokter-pasien jarak jauh (telemedicine) di rumah sakit pilihan.

Namun, segera datang ke rumah sakit untuk berobat jika mengalami keluhan kesehatan serius, misalnya nyeri dada, sesak, demam terus menerus, penurunan asupan makan, merasa lelah (fatigue) sepanjang waktu, dan mendadak sulit untuk dibangunkan atau sulit berkomunikasi.

Perlu diwaspadai bahwa gejala klinis infeksi pada lansia dapat tidak khas, termasuk pada kasus infeksi COVID-19. Keluhan demam bisa tidak dijumpai. Keluhan yang terjadi justru dapat berupa tidak nafsu makan, tampak lesu/lelah (fatigue), gangguan penghidu, menjadi mengompol, jatuh, atau perubahan kesadaran (seperti bicara meracau, gelisah). Jika terdapat kondisi tersebut pada lansia, harus segera dibawa berobat ke dokter.

Setiap kali pendamping lansia akan membantu lansia melakukan aktivitas hidup sehari-hari (misalnya makan, mandi, berhias, berpakaian, dan berpindah), ia harus menggunakan masker dan cuci tangan terlebih dahulu. Sebaiknya pendamping tersebut tetap menjaga jarak aman dengan lansia dan membatasi durasi waktu ketika harus kontak langsung dalam jarak dekat.

Jika lansia terpaksa bepergian keluar rumah (misalnya melakukan pemeriksaan laboratorium secara drive thru di rumah sakit), motivasi dan selalu pantau agar senantiasa memakai masker dengan baik dan benar, misalnya dengan menutup sempurna area mulut dan hidung selama di luar rumah.

3. Jaga kontak sosial
Jauhi keramaian, perkumpulan, dan kegiatan sosial seperti arisan, reuni, rekreasi, berbelanja, dan sebagainya. Meski tidak dapat berinteraksi fisik secara langsung, tetap pertahankan kontak sosial dengan keluarga dan kerabat melalui alat komunikasi gawai.

Saat ini, kegiatan yang bersifat rekreatif pun dapat dilakukan secara virtual, seperti menonton wayang orang dan traveling secara virtual. Hindari kunjungan tamu ke rumah, namun jika terpaksa harus berkunjung diwajibkan untuk menggunakan masker, menjaga kebersihan pribadi, dan tetap menjaga jarak.

4. Jaga emosi
Sangat penting agar dalam kondisi prihatin ini kita tetap optimis dan mengantisipasi atas segala kemungkinan di masa depan. Anjurkan atau dampingi lansia untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan di rumah.

5. Jaga spiritual/ibadah
Lansia tetap melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut di rumah. Kegiatan keagamaan seperti mengikuti ceramah agama, mengaji, kebaktian, dan lain-lain tetap dapat diikuti secara virtual.

Menjaga ibadah akan memberikan dampak positif bagi ketenangan jiwa. Pendekatan spiritual membuat kita tetap bersyukur dengan kondisi apapun dan yakin bahwa selalu ada hikmah di balik setiap masalah.

6. Cukup asupan gizi
Pastikan asupan gizi yang cukup dan tetap menjaga kebersihan rongga mulut (oral hygiene) dengan baik. Asupan gizi seimbang dengan memperhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jenis dan konsistensi makanan disesuaikan dengan kondisi medis, kemampuan makan, mengunyah, dan menelan, serta preferensi lansia.

Asupan minum harian juga perlu diperhatikan oleh keluarga karena terdapat penurunan persepsi rasa haus pada lansia. Lansia menjadi kurang minum karena merasa tidak haus. Oleh karena itu, keluarga perlu memberikan pengertian agar lansia tetap minum meskipun tidak merasa haus dan menjelaskan jumlah air minum sesuai kebutuhan harian (sekitar 30 mililiter/kilogram berat badan per hari pada lansia yang secara medis tidak perlu melakukan pembatasan asupan cairan akibat penyakit ginjal atau jantung atau penyakit dengan kecenderungan kelebihan cairan lainnya).

7. Cukup aktivitas fisik
Meski tidak dapat leluasa beraktivitas di luar rumah, tetap lakukan latihan jasmani secara rutin di rumah. Latihan jasmani juga dapat dilakukan bersama-sama dengan teman sesama kelompok olahraga atau kelompok senam seminar secara virtual.

8. Cukup tidur
Upayakan lansia dapat cukup beristirahat, serta mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, yaitu sekitar 6-8 jam sehari atau lebih.

9. Cukup persediaan
Pastikan ketersediaan obat-obatan rutin dan barang kebutuhan sehari-hari di rumah. Pembelian dapat dibantu oleh keluarga/pelaku rawat atau dipesan secara online.

10. Cukup perhatian
Perhatian dari lingkungan sekitar terutama keluarga sangat dibutuhkan oleh lansia. Keluarga merupakan sumber penting kasih sayang, motivasi/semangat, bantuan, dan interaksi sosial.

"Dukungan keluarga merupakan hal mutlak agar lansia tetap sehat. Keluarga perlu mengupayakan kondisi lingkungan rumah tetap bersih, aman, dan nyaman untuk lansia dengan ventilasi dan cahaya matahari masuk yang cukup, termasuk di kamar tidur," kata Purwita.

Selain itu, keluarga atau pendamping turut membantu mengajarkan penggunaan teknologi informasi dan memfasilitasi lansia agar dapat menggunakan gawai untuk berkomunikasi dan bertemu dengan kerabat secara virtual.

"Perhatian tulus dan kesabaran dari keluarga akan membuat lansia tidak merasa terisolasi serta memudahkan lansia menerima dan beradaptasi terhadap tatanan baru," demikian pesan Purwita.


Baca juga: Kunci proses menua yang sukses

Baca juga: Sebagian besar kematian pasien lansia COVID-19 penderita demensia

Baca juga: Pasien lansia penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Korea Selatan

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020