Ini yang diwaspadai, klaster keluarga, makanya ketika ditemukan langsung dibawa ke RS
Garut (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut mencatat ada 12 keluarga di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga harus menjalani isolasi dan penanganan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut

"Tercatat ada 12 klaster keluarga, dalam satu keluarga ada yang dua, disebutkan klaster karena lebih dari dua," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman usai rapat koordinasi penanganan wabah COVID-19 di Aula BPBD Garut, Selasa.

Baca juga: Garut adopsi aturan Jakarta untuk tegakan protokol kesehatan COVID-19

Ia menuturkan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Garut meningkat yang diduga karena adanya penularan lokal pada September 2020, sehingga menjadi perhatian pemerintah untuk terus mencegah penyebaran wabah virus tersebut.

Khususnya, lanjut dia, yang menjadi perhatian pemerintah yakni kasus positif COVID-19 menyerang keluarga seperti yang sudah terjadi saat ini tercatat ada 12 keluarga.

"Ini yang perlu diwaspadai, klaster keluarga, makanya ketika ditemukan langsung dibawa ke rumah sakit," katanya.

Baca juga: Satu pasien positif COVID-19 di Garut meninggal

Terkait jumlah orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dari klaster keluarga itu, kata Helmi, belum diketahui rinciannya, namun dalam satu keluarga atau satu rumah ada dua sampai empat orang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

"Kasusnya tersebar, yang positif bisa ibunya bisa bapaknya, dalam satu rumah ada yang empat orang seperti di Wanaraja," katanya.

Menurut dia, penyebaran kasus positif dalam satu keluarga itu disinyalir karena penularan dari aktivitas orang di luar rumah, seperti ayahnya bekerja kemudian pulang membawa virus hingga terjadi penularan ke anak maupun istrinya.

Baca juga: Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Garut bertambah jadi 102 orang

Baca juga: Empat karyawan hotel di objek wisata Cipanas Garut positif COVID-19


"Sebanyak 12 keluarga itu bisa jadi sebagai pekerja pulang ke rumah, kemudian menularkan ke istri, kepada anaknya," kata Helmi.

Ia mengungkapkan kasus positif COVID-19 di Garut perlu diwaspadai oleh semua elemen masyarakat, apalagi saat ini pada pertengahan September sudah ditemukan 62 kasus, atau terjadi kenaikan dibandingkan Agustus yang tercatat konfirmasi positif 22 kasus.

Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan seperti wajib pakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak serta tidak berkerumun agar terhindar dari penularan wabah COVID-19.

"Masyarakat agar waspada dan patuh protokol kesehatan, kami juga akan menerjunkan tim relawan untuk mengingatkan masyarakat agar patuh menerapkan protokol kesehatan," kata Helmi.

Baca juga: Bupati Banyumas: Waspadai klaster keluarga dalam penularan COVID-19
 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020