kegiatan perbengkelan alsintan melalui lembaga UPJA merupakan langkah cerdas, sehingga harus kita dukung
Jakarta (ANTARA) - Pembangunan bengkel alsintan atau alat mesin pertanian di berbagai daerah dinilai merupakan hal yang penting karena dapat membantu produktivitas komoditas pangan yang tersebar di lahan wilayah tersebut.

"Dengan nilai anggaran yang besar maka diperlukan kegiatan pendampingan terhadap pemanfaatan alsintan khususnya dalam hal pemeliharaan untuk mengantisipasi kerusakan," kata Anggota Komisi IV DPR RI Charles Meikyansah dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Charles mengingatkan bahwa penyediaan alsintan memiliki peran strategis untuk meningkatkan efisiensi kerja, intensitas pertanaman dan penurunan biaya produksi serta meningkatkan nilai tambah petani.

Diketahui, alokasi bantuan alsintan dari tahun 2014 hingga 2019 sudah mencapai 450 ribu alsintan dengan nilai kurang lebih Rp12 triliun, sehingga dengan besarnya bantuan tersebut maka dinilai perlu untuk dilakukan pendampingan terhadap pemanfaatan alsintan.


Baca juga: Balitbangtan tetap layani uji alsintan selama pandemi COVID-19

Baca juga: Percepat lumbung pangan Kalteng, Kementan serahkan bantuan alsintan


"Mengingat alat mesin pertanian mempunyai umur pakai yang terbatas. Oleh karena itu, kegiatan perbengkelan alsintan melalui lembaga UPJA (Unit Pengelola Jasa Alsintan) merupakan langkah cerdas, sehingga harus kita dukung," ujarnya.

Menurut Charles, perbengkelan alsintan harus ada mengingat di beberapa wilayah sentra produksi tanaman pangan telah menerima banyak bantuan alsintan, sehingga untuk keberlanjutannya diperlukan layanan pemeliharaan, perbaikan dan penyediaan suku cadang.

Oleh karena itu, ujar dia, langkah Kementan di mana perbengkelan alsintan dikelola melalui lembaga UPJA atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah langkah yang tepat sehingga harus didukung penuh demi mewujudkan swasembada pangan secara berkelanjutan dan keberlanjutan petani memperoleh tambahan pendapatan.

"Untuk memfasilitasi perbaikan alsintan di wilayah yang sulit dijangkau diperlukan sarana pendukung perbengkelan alsintan yang bersifat mobile. Maka munculah kegiatan pendampingan dalam pemanfaatan alsintan berupa kegiatan perbengkelan," katanya.

Ia memaparkan bahwa rencana awal alokasi untuk kegiatan perbengkelan sejumlah 32 lokasi sesuai dengan jumlah distribusi alsintan 2014-2015. Sedangkan anggaran yang dialokasikan untuk itu adalah sebesar Rp723 juta per titik.

Anggaran tersebut, lanjutnya, digunakan untuk pembangunan fisik gudang alsintan, bengkel, dan peralatan perbengkelan.


Baca juga: Mentan minta petani manfaatkan alsintan dongkrak produksi hasil panen

Baca juga: Petani didorong optimalkan alsintan dongkrak produksi pertanian

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020