Harga minyak bertahan cukup baik meskipun kurangnya stimulus tambahan dari pemerintah AS
New York (ANTARA) - Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), ketika gelombang baru kasus Virus Corona di Eropa yang membuat beberapa negara memberlakukan kembali pembatasan perjalanan, mengimbangi penurunan bullish dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup naik tipis 17 sen atau 0,4 persen, menjadi menetap di 41,94 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November bertambah 38 sen atau 1,0 persen, menjadi berakhir pada 40,31 dolar AS per barel.

Itu memangkas premi Brent atas WTI ke level penutupan terkecilnya sejak akhir Mei ketika WTI menetap lebih tinggi daripada Brent pada satu hari.

"Harga minyak (sedang) stabil untuk saat ini tetapi tekanan turun tetap ... karena meningkatnya angka COVID di seluruh Eropa," kata Craig Erlam, analis senior di OANDA.

Baca juga: Wall Street dibuka merosot, tertekan data pengangguran AS tetap tinggi

Inggris, Jerman, dan Prancis, memberlakukan pembatasan baru untuk membendung penyebaran Virus Corona -- semua faktor yang mempengaruhi permintaan bahan bakar.

Harga juga dibatasi oleh data yang menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara tak terduga minggu lalu, mendukung pandangan bahwa pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19 kehabisan tenaga di tengah berkurangnya pendanaan pemerintah.

"Harga minyak bertahan cukup baik meskipun kurangnya stimulus tambahan dari pemerintah AS," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago, mencatat bahwa pasar menerima dukungan dari data persediaan minyak AS minggu ini dan kenaikan di pasar saham.

Baca juga: Harga emas "rebound" dari penurunan 3 hari beruntun saat dolar melemah

Persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS, semuanya turun minggu lalu, menurut data pemerintah pada Rabu (23/9/2020).

Namun permintaan bahan bakar AS tetap lemah karena pandemi membatasi perjalanan. Permintaan bensin rata-rata empat minggu pekan lalu turun sembilan persen dari setahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan.

Ke depan seorang eksekutif senior di produsen minyak AS ConocoPhillips mengatakan permintaan global akan kembali ke 100 juta barel per hari dan dari sana akan meningkat.

Baca juga: Saham Spanyol balik melemah, Indeks IBEX 35 tergerus 0,16 persen

Di sisi penawaran, pasar tetap waspada terhadap dimulainya kembali ekspor dari Libya, meskipun tidak jelas seberapa cepat hal itu dapat meningkatkan volume persediaan minyak.

Sebuah kapal tanker minyak sedang memuat kargo minyak mentah pada Kamis (24/9/2020) dari salah satu dari tiga terminal Libya yang baru-baru ini dibuka kembali, dengan lebih banyak pemuatan diperkirakan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Saham Jerman setop untung beruntun, Indeks DAX 30 susut 0,29 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020