Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia, Nizam, menyambut positif peran aktif Huawei Indonesia dalam mendukung pengembangan SDM dengan kompetensi baru yang sesuai dengan kebutuhan era revolusi industri keempat.

Menurut Nizam peran Huawei dalam turut mengembangkan kompetensi SDM di bidang teknologi digital, terutama kecerdasan artifisial, analitik big data dan machine learning, sangat relevan dengan tingginya kebutuhan para pemangku kepentingan, baik sektor industri, dunia pendidikan tinggi, pemerintah, hingga masyarakat Indonesia secara luas akan SDM tersebut.

"Penguasaan teknologi digital terdepan seperti kecerdasan buatan, analitik big data dan machine learning adalah kompetensi-kompetensi baru yang dibutuhkan oleh industri untuk beradaptasi dengan berbagai dinamika di era baru serta membangun dunia yang serba terkoneksi, cerdas dan berdaya-saing tinggi di kancah global," ujar Nizam dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu.

Baca juga: Bisnis Huawei di Asia Pasifik tidak terpengaruh tekanan AS

Baca juga: Anabatic-Huawei sediakan "private cloud" ekonomis bagi perbankan


"Namun, jumlah SDM yang menguasai teknologi-teknologi di Indonesia masih kurang. Indonesia masih membutuhkan 250.000 SDM di bidang digital dan ini menjadi tantangan bagi pendidikan tinggi di Indonesia untuk merealisasikannya," dia melanjutkan.

Untuk mampu menjawab tantangan tersebut, Dirjen DIKTI menegaskan pentingnya komitmen semua pihak dalam mendorong generasi muda untuk menguasai teknologi-teknologi digital terdepan, serta pentingnya sinergi penta-helix yang melibatkan pendidikan tinggi, industri, pemerintah, media dan juga masyarakat sebagai penerima manfaat.

Menurut dia, pihak industri seperti Huawei akan berperan penting dalam alih pengetahuan dan teknologi, pemerintah berperan dalam regulasi, sementara media berperan penting dalam transmisi informasi.

"Kami mengapresiasi upaya nyata Huawei Indonesia dalam turut mengembangkan dan mengakselerasi terbangunnya ekosistem SDM digital melalui kerja sama alih pengetahuan dan teknologi, melalui pelatihan AI dan pemanfaatan teknologi AI Atlas 200DK di 14 perguruan tinggi di Indonesia," kata Nizam.

Baca juga: Huawei perkenalkan HarmonyOS, bisa digunakan pada ponsel mulai 2021

Baca juga: Huawei hingga Samsung, daftar smartwatch mulai harga Rp1 jutaan


Huawei Asia Pacific Atlas Edge Computing Indonesia eBootcamp 2020 merupakan gelaran yang diselenggarakan sebagai bagian dari kelanjutan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani bersama oleh Huawei dan DIKTI.

Acara eBootcamp yang digelar secara daring tersebut juga diikuti oleh segenap perwakilan dari 14 rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Huawei AI Ecosystem Development Ascend program diadakan sebagai jembatan untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai AI National Strategy melalui skema kerjasama Triple Helix, yakni pemerintah, industri/pelaku bisnis dan akademisi.

Hal ini mencerminkan komitmen kuat Huawei terhadap pemerintah Republik Indonesia untuk mendukung Strategi Nasional AI.

"Huawei Asia Pacific Atlas Edge Computing Indonesia eBootcamp 2020 merupakan wujud komitmen jangka panjang Huawei untuk mendukung keseriusan pemerintah Indonesia dalam membangun budaya inovasi di kalangan masyarakat Indonesia," ujar President Huawei Cloud & AI Indonesia Business Department, Jason Zhang.

Lebih lanjut, Jason mengatakan program tersebut juga mendukung persiapan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial dan mewujudkan visinya menjadi kekuatan utama ekonomi digital dunia pada 2030, melalui pengembangan SDM digital berkompetensi global.

"Program ini juga merupakan wujud konsistensi Huawei dalam alih pengetahuan dan teknologi serta memperkuat sinergi bersama dunia pendidikan, pemerintah, industri/pelaku bisnis, komunitas dan media," Jason menambahkan.

Baca juga: Huawei perluas portofolio produk, umumkan enam perangkat baru

Baca juga: Huawei luncurkan MateBook D15 dan MatePad T10s

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020