Yogyakarta (ANTARA) - Aksi unjuk rasa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja oleh berbagai elemen buruh, mahasiswa, serta pelajar di depan Gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, berlangsung ricuh.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB itu awalnya berlangsung damai dengan orasi secara bergantian berisi tuntutan penolakan UU Cipta Kerja.

Namun demikian, saat gelombang massa semakin bertambah, kerusuhan tak bisa terhindarkan. Sejumlah lemparan batu dan botol air minum beterbangan di depan Gedung DPRD DIY yang berlokasi di Jalan Malioboro itu.

Pelemparan batu melebar hingga di sekitar area gedung DPRD DIY hingga mengenai sejumlah bangunan.

Baca juga: Demo tolak UU Omnibus Law rusuh, Gedung DPRD Sumut alami kerusakan
Baca juga: Polisi: aksi tolak UU Cipta Kerja berisiko jadi klaster COVID-19
Baca juga: TNI-Polri sekat perbatasan timur Jakarta antisipasi provokator


Polisi yang membuat barikade tak mampu menahan gelombang massa sehingga menggerakkan mobil water canon. Polisi juga menembakkan gas air mata ke arah massa aksi.

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengaku menyayangkan aksi yang berujung ricuh. Baginya, penyampaian aspirasi seperti itu justru menodai kemurnian perjuangan para buruh.

Sejak awal, ia mengaku telah mempersilakan para peserta aksi memasuki gedung DPRD DIY secara baik-baik.

"Sejak awal kami sampaikan silakan masuk gedung DPRD dan kami temui baik baik jangan berbuat kerusuhan. Inilah yang sangat disayangkan. Semoga tidak terjadi kembali aksi yang tidak tertib. Kepada pihak-pihak yang menghendaki kerusuhan kami minta segera menghentikannya," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020