Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah MDMC menilai kapabilitas dan pemahaman masyarakat dalam penanggulangan bencana dapat menurunkan risiko sekaligus kemungkinan dampak bencana yang lebih besar di lingkungan mereka.

"Jadi kalau masyarakat ini adalah orang-orang yang punya kapabilitas dalam hal kebencanaan, maka risikonya bisa turun," kata Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan dalam diskusi webinar dalam Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana, Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana karena mereka dapat menjadi orang-orang pertama yang terkena terdampak sekaligus menjadi orang-orang yang pertama kali memberikan respons terhadap bencana yang mereka hadapi.

Oleh karena itu, upaya meningkatkan pemahaman mereka terhadap bencana perlu menjadi salah satu bagian dari upaya penanggulangan bencana itu sendiri.

Baca juga: Kenali tanda-tanda erupsi gunung api penting untuk mitigasi

Baca juga: Pemerintah lakukan kesiapan tsunami Pesisir Selatan Jawa


"Bahkan menjadi sangat janggal kalau kita tidak mengupayakan keterlibatan masyarakat secara utuh dalam hal pengurangan risiko bencana," katanya.

Untuk itu, dalam upaya membangun kapabilitas masyarakat, MDMC melakukan sejumlah program, antara lain program satuan pendidikan aman bencana dan program masyarakat tangguh bencana.

Dalam program satuan pendidikan aman bencana tersebut, MDMC bersama BNPB dan gerakan masyarakat lainnya berupaya membekali pengetahuan kepada masyarakat, terutama kepada siswa di sekolah, tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi bencana.

Sehingga dengan pengetahuan tersebut, MDMC berharap mereka dapat memahami dan mencegah terjadinya bencana dengan mengurangi potensi risikonya.

Adapun dalam program masyarakat tangguh bencana, MDMC berupaya mengingatkan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki peran dan potensi untuk ikut serta dalam penanggulangan bencana di lingkungan mereka. Untuk itu, kesadaran tersebut perlu terus menerus dibangun di dalam organisasi kemasyarakatan mereka masing-masing.

Sementara itu, dalam upaya mengurangi risiko dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, MDMC PP Muhammadiyah, dengan melibatkan masyarakat, juga telah melakukan beberapa kegiatan, antara lain dengan mengupayakan pelestarian alam dan lingkungan.

Dalam pelestarian lingkungan tersebut, MDMC melakukan sejumlah kegiatan yang ditujukan untuk melestarikan alam dan lingkungan, di antaranya adalah dengan program sedekah sampah, penanaman mangrove dan pelestarian sungai.

Sedekah sampah tersebut, kata Budi, diupayakan karena MDMC menyadari bahwa masyarakat pada dasarnya merupakan produsen sampah. Tetapi dengan metode pengelolaan tertentu, MDMC meyakini bahwa sampah-sampah tersebut bisa menjadi amal sedekah dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan itu sendiri.

Selanjutnya, penanaman mangrove yang sejauh ini telah dilakukan, baik di pantai utara maupun selatan, diupayakan karena MDMC menyadari bahwa penanaman mangrove di banyak pantai akan berpotensi mengurangi risiko bencana sekaligus meningkatkan kelestarian alam.

Adapun upaya melestarikan sungai juga, kata Budi, diusahakan karena MDMC menyadari bahwa sungai merupakan bagian yang sangat penting dari alam dan merusak keberadaan sungai dapat berisiko meningkatkan potensi bencana. Sehingga dengan menjaga kelestarian sungai diharapkan dapat mencegah risiko bencana.*

Baca juga: PMI bangun masyarakat tangguh dalam mengurangi risiko bencana

Baca juga: 4,5 juta masyarakat mengungsi akibat bencana di Indonesia

Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020