para penyuluh untuk dapat terus berinovasi dan berkontribusi bagi pengembangan usaha kelautan dan perikanan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan meminta pembudidaya ikan menggunakan produk hasil riset probiotik dari Research Insitute for Coastal Aquaculture/RICA atau Institut Riset Akuakultur Pesisir.

Kepala Pusat Riset Perikanan KKP Yayan Hikmayani dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, menyatakan probiotik penting karena dalam usaha budidaya ikan di tambak, para petambak seringkali menggunakan pupuk secara berlebihan khususnya pupuk anorganik seperti Urea dan TSP, sehingga merusak kualitas lahan budidaya dan air.

"Perlu adanya suatu langkah perubahan untuk mengatasinya. Salah satunya dengan penggunaan probiotik RICA," kata Yayan Hikmayani.

Ia memaparkan probiotik RICA merupakan bakteri probiotik yang diproduksi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP). Bakteri ini bersifat nonpatogen, memiliki kemampuan menghambat perkembangbiakan organisme patogen, dan berfungsi sebagai bakteri pengurai dan penetralisir kualitas air, serta memungkinkan sebagai makanan di dalam perairan.

Pihaknya juga menilai bahwa penyuluh perikanan memiliki peran penting dalam menyebarluaskan inovasi tersebut kepada seluruh pembudidaya sehingga dapat diadopsi oleh para pelaku usaha.

“Saya berpesan kepada para penyuluh untuk dapat terus berinovasi dan berkontribusi bagi pengembangan usaha kelautan dan perikanan. Pendampingan penyuluh perikanan tak bisa lepas dari kegiatan produksi perikanan oleh pelaku utama ataupun pelaku usaha," papar Yayan.

KKP juga telah menggelar panen percontohan polikultur udang vaname dan ikan bandeng menggunakan probiotik RICA, kerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan.

Panen terlaksana di lahan tambak seluas 0,75 ha berlokasi di Desa Manakku, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan dengan melibatkan dua kelompok binaan penyuluh perikanan, yakni Kelompok Pembudidaya Ikan Sipakainge dan Kelompok Pembudidaya Ikan Bandeng Sejahtera.

Kegiatan ini juga mendapatkan pendampingan dari peneliti dan penyuluh perikanan Satminkal BRPBAPPP yang bertujuan sebagai sarana percontohan metode demonstrasi cara alih teknologi hasil riset ke penyuluhan dan kelompok binaan penyuluh perikanan serta sebagai hilirisasi alih teknologi hasil riset kepada penyuluh perikanan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep Andi Faridah, menuturkan bahwa kebutuhan pupuk subsidi di daerahnya sangat terbatas.

"Tentunya kami berterima kasih atas dipilihnya Kabupaten Pangkep sebagai lokasi percontohan polikultur udang vaname dan ikan bandeng menggunakan probiotik RICA. Kami siap mendukung program dari pusat dan menciptakan sinergitas program pusat dengan Kabupaten pangkep," tutur Andi.

Kepala BRPBAPPP Indra Jaya, menjelaskan bahwa kegiatan percontohan yang merupakan produk BRPBAPPP, sudah melewati uji coba dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat.

Secara umum hasil survei menunjukkan bahwa aplikasi probiotik RICA baik di Pangkep, Pinrang maupun Luwu Timur menunjukkan indikasi positif dengan adanya peningkatan produksi udang hasil budidaya dari produksi hanya 50 kg/ha/musim menjadi produksi mencapai 300 kg/ha/musim dengan menggunakan probiotik RICA tersebut.

Baca juga: KKP ingin jutaan pembudidaya ikan tersertifikasi
Baca juga: Dukung pertumbuhan ekonomi, KKP jaga daya beli pembudidaya ikan
Baca juga: Pemerintah jamin kualitas benih, KKP harapkan pembudi daya mandiri

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020