Jaka (ANTARA) - Organisasi nirlaba "Room to Read" menggandeng komunitas maupun relawan untuk memperkuat kebiasaan membaca di kalangan masyarakat saat pandemi COVID-19.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, Room to Read mengadakan pelatihan daring "Menumbuhkan Generasi Pembaca melalui Perpustakaan Digital” yang diselenggarakan pada Selasa (20/10).

Room to Read dan ProVisi Education mengundang para relawan Komunitas Jendela dari berbagai kota di Indonesia untuk berbagi semangat dan manfaat dari keberadaan LiteracyCloud.org.


Komunitas Jendela didirikan di Yogyakarta dengan fokus kegiatan pengembangan pendidikan anak, terutama minat baca anak. Kini Komunitas Jendela telah memiliki cabang di berbagai kota, di antaranya Jakarta, Bandung, Lampung, Malang, Bengkalis, Jember, Bangka, Sumatera Utara, dan Lembata (Flores).

Dalam pelatihan bersama Room to Read, para relawan dari berbagai wilayah tersebut diperkenalkan kepada pelantar digital LiteracyCloud.org yang menjadi sumber bacaan yang tepat di masa pandemi.

Pendiri Komunitas Jendela.Marisa Latifa mengatakan bahwa biasanya para relawan menggunakan buku fisik. Kini, pandemi membuat kegiatan tatap muka Komunitas Jendela terhenti. Maka, keberadaan perpustakaan digital menjadi salah satu solusi dari tantangan pandemi.

"LiteracyCloud akan membantu kita dalam kegiatan literasi. Para relawan, guru, dan pendidik dapat memanfaatkan LiteracyCloud sebagai media dan referensi untuk mengembangkan kegiatan literasi yang menarik selama masa pandemi," kata Marisa.

Project Manager Room to Read, ProVisi Education, Chatarina Trihastuti, mengatakan bahwa LiteracyCloud dibangun sebagai salah satu inisiatif Room to Read dan ProVisi Education untuk menciptakan generasi terdidik dan generasi pembaca. Inisiatif tersebut diwujudkan melalui penyediaan akses buku bacaan anak yang berkualitas serta pelatihan melakukan kegiatan membaca yang menarik.

"Kami telah membuat buku-buku anak berkualitas dan telah mengembangkan perpustakaan ramah anak sejak tahun 2014, namun kami menyadari bahwa buku-buku tersebut tidak dapat menjangkau seluruh anak Indonesia," kata dia.

LiteracyCloud.org dibangun agar lebih banyak anak, lebih banyak guru, dan lebih banyak orang tua yang dapat memperoleh buku-buku berkualitas dan dapat mengikuti pelatihan melalui video-video yang dapat diakses dengan gratis.

Para relawan Komunitas Jendela diperkenalkan dengan fitur-fitur LiteracyCloud.org yang dapat dimanfaatkan saat melakukan kegiatan membaca dan kegiatan literasi. Para relawan juga diajak berdiskusi dan berbagi cerita tentang bagaimana menumbuhkan kebiasaan membaca anak melalui paparan dan video.

"Mereka pun diminta tampil dan melakukan praktik membaca nyaring melalui buku-buku yang tersedia dalam LiteracyCloud.org. Di bagian akhir, para relawan didorong untuk turut melibatkan orang tua dalam mendukung kegiatan membaca anak di rumah. Sesi pelatihan diakhiri dengan tanya jawab dari para peserta," terang dia.

Salah satu relawan yang mengikuti pelatihan, Marista Rovyanti, mengungkapkan bahwa pelatihan daring itu sangat menarik karena dapat menjadi acuan melaksanakan kegiatan Komunitas Jendela Jakarta.

"LiteracyCloud.org menambah buku bacaan digital yang bisa dibagikan ke adik-adik, dan (LiteracyCloud.org) bisa (membantu) berlatih dalam membacakan buku cerita dengan ekspresi dan gerak tubuh," kata Marista.

Dalam LiteracyCloud.org, tersedia lebih dari 200 buku cerita digital berkualitas yang bisa dimanfaatkan para relawan dan komunitas untuk menciptakan kegiatan membaca yang lebih menyenangkan.

Para relawan tidak perlu lagi menghadiri lokakarya tatap muka untuk mempelajari cara melakukan aktivitas membaca yang menyenangkan dan menarik. Sebagai gantinya, mereka dapat belajar dengan menonton video di ponselnya.

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020