AsiaNet 86376

Haikou, China, 30 Oktober 2020 (Antara/Xinhua-AsiaNet) - Awalnya terdengar seperti siulan atau kicau burung, dan dalam beberapa menit solo tersebut berubah menjadi paduan suara dengan melodi yang mengingatkan pada waltz "The Blue Danube". 

Sekitar pukul 6 pagi setiap pagi, nyanyian kera berkumandang untuk membangunkan hutan hujan purba di pulau tropis provinsi Hainan China. Bagi para konservasionis, ini menunjukkan kembalinya penyanyi tenor dan sopran berbulu: Owa Hainan.

Dikenal sebagai primata paling langka di dunia, owa Hainan meningkat jumlahnya berkat lingkungan yang lebih baik. Data terbaru dari departemen kehutanan provinsi menunjukkan bahwa ada 33 ekor owa yang hidup dalam lima keluarga, naik tiga kali lipat dari tahun 1970-an.

Kera berjambul hitam tersebut hanya dapat ditemukan di Cagar Alam Nasional Bawangling di Pulau Hainan. Mereka hidup di pepohonan hutan hujan dengan tinggi lebih dari 10 meter dan jarang menginjakkan kaki di tanah, membuat penangkaran menjadi sulit.

Kera ini terkenal karena menghasilkan suara seperti siulan yang merdu untuk menandai batas wilayah dan menarik pasangan. Peneliti lama juga menggunakannya untuk mengidentifikasi keluarga yang berbeda.

Dengan jumlah lebih dari 2.000 ekor pada tahun 1950-an, spesies ini hampir punah karena penebangan dan pembakaran hutan yang berlebihan untuk berburu. Pada akhir 1970-an, Bawangling memiliki kurang dari 10 ekor owa Hainan yang hidup dalam dua keluarga.

Untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan, pemerintah daerah mendirikan Cagar Bawangling pada 1980-an dan meluncurkan program penghijauan. Sejak 2005, departemen kehutanan Hainan telah menanam lebih dari 300.000 pohon untuk menyediakan makanan bagi owa. Otoritas hutan juga bekerja sama dengan kelompok konservasionis.

Awalnya, owa mencurigai struktur tersebut. Beberapa kera yang penasaran memindahkan talinya sejauh beberapa meter, mencoba melangkah lebih jauh keesokan harinya. Akhirnya, 176 hari setelah jembatan dibangun, kamera merekam penyeberangan pertama. Para peneliti mengatakan, jembatan tersebut kini sering digunakan owa untuk bergerak di sekitar kawasan.

Pada 29 Agustus, pengawas dari administrasi taman nasional hutan hujan tropis Hainan melihat owa betina sedang menggendong bayinya di Dongbengling, Kabupaten Otonomi Baisha Li. Para ahli kemudian mengkonfirmasi bahwa sebuah keluarga baru telah terbentuk dan habitat mereka di cagar tersebut semakin meluas.

Sumber: Administrasi taman nasional hutan hujan tropis Hainan

Tautan Lampiran Gambar:


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020