Geostrategis Indonesia dalam jalur perdagangan internasional berada di antara benua Australia dan Asia serta di antara Samudra Hindia dan Pasifik
Jakarta (ANTARA) -
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menilai Indonesia berpotensi sebagai pintu gerbang dan pusat aktivitas ekonomi maritim, serta penyangga maritim di kawasan.
 
"Geostrategis Indonesia dalam jalur perdagangan internasional berada di antara benua Australia dan Asia serta di antara Samudra Hindia dan Pasifik menempatkan Indonesia memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan internasional," kata Susaningtyas saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional yang bertemakan "Membangun kembali budaya maritim Indonesia melalui kebijakan kelautan Indonesia dengan strategi pertahanan maritim Indonesia" di Gedung Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa.

Baca juga: Pengamat: Peran TNI AL jaga keamanan maritim harus menjadi perhatian
 
Indonesia, lanjut dia, memiliki 4 choke point dari 9 choke point di dunia dengan lebih dari 40 persen total perdagangan dunia melalui perairan Indonesia, 70 persen perikanan dunia berada di Asia Pasifik, dan 30 persen produk perikanan dunia dipasok dari Indonesia.
 
Kendati demikian, selain memiliki potensi besar menjadi pintu gerbang aktivitas ekonomi maritim, wilayah perairan Indonesia juga dapat menjadi ancaman terbesar bagi bangsa.
 
"Hal ini juga menjadikan Indonesia rentan terhadap ancaman keamanan yang dapat menyebabkan instabilitas di kawasan," ucap Nuning, sapaan Susaningtyas.
 
Saat ini, kata Nuning, ada agresivitas Tiongkok yang memiliki kekuatan besar ekonomi dan militer (hard power) untuk menguasai jalur perdagangan Indopasifik dengan membangun beberapa pelabuhan di negara partisipan secara gratis.
 
"Semua dilakukan untuk kepentingan strategis Tiongkok yang tentunya dapat membawa ancaman di kawasan," tuturnya.
 
Di sisi lain, Amerika Serikat bersama dengan Jepang, India, dan Australia juga telah membentuk suatu aliansi strategis yang bernama The Quad untuk memperkuat konsep free and open Indo Pasific (Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka).

Baca juga: Keberhasilan di IMO momentum wujudkan RI poros maritim dunia
 
Secara tidak langsung, kata dia, upaya tersebut juga untuk melaksanakan fungsi menahan pengaruh Tiongkok di kawasan.
 
"Belakangan aliansi tersebut juga mulai menggalang dukungan dari negara-negara ASEAN," ujar Nuning.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020