kekeliruan penerapan mata pelajaran sejarah
Jakarta (ANTARA) - Pusat Sejarah Tentara Nasional Indonesia (Pusjarah TNI) menilai saat ini para generasi milenial mulai mengalami distorsi nilai-nilai kepahlawanan serta nasionalisme kepada bangsa dan negara.

"Ini mungkin tidak terlepas dari era globalisasi yang tiap hari mereka ikuti sehingga secara sadar atau tidak hilang dalam ingatan atau tergerus akibat derasnya informasi yang diterima," kata Kepala Bidang Dokumentasi Pusjarah TNI Kolonel Laut (KH) Drs Junaedi pada webinar Hari Pahlawan yang dipantau di Jakarta, Senin.

Pusjarah, ujar dia, menyadari betul kondisi generasi milenial saat ini yang mengalami distorsi nilai-nilai nasionalisme. Oleh karena itu, dilakukan beberapa upaya agar mereka kembali mencintai Tanah Air dan meningkatkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Mensos: Tantangan besar tumbuhkan kepedulian terhadap pahlawan

Program yang dibuat oleh Pusjarah TNI ialah gerakan generasi muda cinta dan bangga bangsa (genta bangsa). Pada program tersebut, TNI memberikan pemahaman-pemahaman sejarah kepada generasi muda melalui berbagai media salah satunya sosial media.

"Konten yang kita tampilkan ialah nilai-nilai sejarah yang disesuaikan dengan kekinian," ujar Kolonel Laut Junaedi.

Tidak hanya melalui sosial media, program genta bangsa yang digagas oleh Pusjarah TNI juga diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, nonton bareng film-film pahlawan bagi generasi milenial tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-DKI Jakarta. Dengan adanya sejumlah upaya peningkatan nilai-nilai kepahlawanan tersebut, maka diharapkan generasi milenial bisa mengamalkan nilai-nilai itu.

"Dengan menonton langsung, kita berharap para siswa langsung menghayati nilai kepahlawanan, sehingga mereka tidak tergerus oleh globalisasi," ujar dia.

Baca juga: Pahlawan tidak harus berasal dari medan perang

Selain mengedukasi melalui berbagai macam upaya, Pusjarah TNI juga merangkul generasi milenial dengan praktik langsung terkait nilai-nilai kepahlawanan dengan membuat lomba film pendek.

"Kita membuat lomba film pendek dengan tema kepahlawanan," katanya.

Sementara itu, sejarawan Indonesia Anhar Gonggong menilai merosotnya nilai-nilai sejarah dari generasi milenial tidak bisa hanya dibebankan kepada mereka saja.  "Sebab, kekeliruan penerapan mata pelajaran sejarah di bangku sekolah sudah salah kebijakan oleh pemerintah," katanya.

Baca juga: Helmy Yahya: Generasi muda banyak yang lupa dengan pahlawan
 
Sejarawan Indonesia Anhar Gonggong. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

"Kebijakan pemerintah sendiri salah. Sejarah yang tadinya berdiri sendiri sekarang tidak ada dan digabung dengan mata pelajaran PPKN," kata Anhar Gonggong.

Oleh sebab itu, sejarawan kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan 77 tahun silam tersebut tidak setuju apabila generasi muda selalu disalahkan karena dinilai mengalami distorsi sejarah dan sebagainya.

Baca juga: Presiden akan anugerahkan gelar pahlawan nasional pada enam tokoh

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020