Kami buat sebagai bentuk kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM serta akan menjadi salah satu leading indikator pertama di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Bank BRI meluncurkan BRI Micro and SME Index atau indeks yang mengukur aktivitas bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (BMSI) yang diharapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam kebijakan publik.

"Kami buat sebagai bentuk kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM serta akan menjadi salah satu leading indikator pertama di Indonesia," kata Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan kinerja triwulan III 2020 secara virtual di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BRI mampu catat pertumbuhan kredit 4,86 persen di tengah pandemi

Menurut dia, BMSI terdiri atas indeks aktivitas bisnis (IAB) untuk melihat situasi sekarang dan indeks ekspektasi aktivitas bisnis (IEAB) yang mengukur ekspektasi tiga bulan mendatang.

Bank BUMN ini rencananya akan mempublikasikan BMSI secara rutin setiap kuartal yang memberikan gambaran bisnis UMKM.

Sunarso menambahkan berdasarkan hasil survei aktivitas bisnis UMKM-BRI pada kuartal III 2020, yang mengindikasikan kegiatan usaha UMKM mulai menggeliat dan memiliki optimisme perbaikan lebih tinggi pada kuartal IV 2020.

Hasil survei menunjukkan BMSI naik dari 65,5 menjadi 84,2 pada kuartal III 2020 dan diproyeksikan meningkat menjadi 109,3 untuk kuartal IV 2020.

Menggeliatnya kegiatan usaha dan optimisme UMKM itu mendorong BRI juga optimistis terhadap perekonomian mendatang akan semakin baik karena UMKM mulai bangkit.

"Maka kinerja BRI inline dengan optimisme itu, inline dengan kondisi yang terjadi riil di lapangan oleh nasabah UMKM," katanya.

Kinerja BRI hingga akhir kuartal III 2020 tercatat positif di tengah pandemi yang masih terjadi dan upaya penyelamatan UMKM serta implementasi pemulihan ekonomi nasional.

Hingga akhir September 2020, BRI masih mampu mencatat pertumbuhan kredit dan simpanan yang positif, serta lebih baik dari industri perbankan nasional.

Dari sisi penyaluran kredit secara konsolidasi hingga triwulan III 2020, realisasinya mencapai Rp935,35 triliun atau tumbuh 4,86 persen dibandingkan periode sama tahun lalu mencapai Rp891,97 triliun dengan rasio kredit bermasalah (NPL) mencapai 3,12 persen.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp1.131,93 triliun atau naik 18 persen dari Rp959,24 triliun.

BRI mencatat laba konsolidasi hingga akhir September 2020 mencapai Rp14,15 triliun dan aset konsolidasi Rp1.447,85 triliun.

Baca juga: BRI Cirebon salurkan KUR supermikro sebesar Rp44 miliar
Baca juga: BRI Kanwil Makassar dukung PEN melalui penyaluran KUR


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020