Banyak masyarakat yang sudah memiliki gawai tetapi banyak pula yang belum memanfaatkan, ini kesempatan Perpusnas untuk memperkenalkan iPusnas secara masif
Jakarta (ANTARA) - Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengapresiasi daya serap atau realisasi anggaran Perpustakaan Nasional yang mencapai 83,71 persen per 13 November 2020.

"Daya serap yang mencapai 83,71 persen ini di atas rata-rata nasional sebesar 80,25 persen. Ini melegakan karena ini tinggal satu bulan, sehingga kami harap target realisasi pada akhir Desember dapat tercapai," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Untuk mendukung kinerja, ia berharap Perpusnas bekerja sama dengan kementerian/lembaga lain dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Menurut dia, Perpusnas memiliki peluang yang sama dengan platform digital lain terkait bantuan kuota data internet dari Kemendikbud.

"Karena dari bantuan kuota sebesar 35 GB, 30 GB untuk kuota belajar, dan sisanya kuota umum yakni platform yang sudah bekerja sama dengan Kemendikbud. Perpusnas bisa bekerja sama sehingga bantuan kuota bisa digunakan secara maksimal," kata dia.

Anggota Komisi X DPR, Tina Nur Alam, selain mengapresiasi kinerja Perpusnas juga mendorong Perpusnas bersinergi dan berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain guna memperluas jangkauan dan layanan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial serta peningkatan kegemaran membaca.

"Misalnya kolaborasi dengan Kemendikbud dalam kaitannya dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Perpusnas juga dapat meningkatkan perpustakaan berbasis digital baik untuk peserta didik di jenjang pendidikan dasar dan menengah serta mahasiswa di jenjang pendidikan tinggi," katanya.

Baca juga: Perpusnas dorong kapasitas dan jumlah pustakawan profesional meningkat

Wakil Ketua Komisi X DPR , Hetifah Sjaifudian, menyoroti bantuan bahan bacaan yang diberikan Perpusnas untuk komunitas agar bisa diseleksi lagi dan disesuaikan dengan kebutuhan penerima bantuan.

"Buku yang diberikan komunitas taman baca bisa lebih beragam dan sesuai dengan kebutuhan. Agar bantuan buku bisa bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Menurut dia, capaian kinerja Perpusnas patut diapresiasi seperti inovasi yang dilakukan selama pandemi COVID-19.

Namun, dirinya berharap Perpusnas dapat lebih masif menyosialisasikan aplikasi perpustakaan digital, iPusnas, ke masyarakat.

"Banyak masyarakat yang sudah memiliki gawai tetapi banyak pula yang belum memanfaatkan, ini kesempatan Perpusnas untuk memperkenalkan iPusnas secara masif," katanya.

Baca juga: Setiap tahun, Perpusnas hadirkan 500 perpustakaan desa

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, menyatakan siap meresponsnya.

Dia memastikan Perpusnas fokus kepada pelaksanaan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan harus hadir untuk menyebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan hidup.

"Karena kita ingin memastikan bahwa cara pandang orang tentang perpustakaan sebagai deretan buku-buku, gak ada lagi," katanya.

Ia menegaskan siap mendukung program Pembelajaran Jarak Jauh Kemendikbud melalui iPusnas. Namun, saat ini, hal itu menjadi kendala karena konten pembelajaran dari Kemendikbud belum masuk di iPusnas.

Pada kesempatan tersebut, Syarif menyatakan dibutuhkan dukungan anggaran dari Komisi X DPR.

"Banyak keluhan yang masuk mengenai belum adanya materi pembelajaran di iPusnas. Saat ini yang sedang kami proses agar seluruh konten pembelajaran dapat masuk di iPusnas. Karena dalam implementasinya, iPusnas jauh lebih mudah diakses oleh pelajar. Insyaallah kita pastikan melayani 65 juta peserta didik," katanya.

Baca juga: Perpusnas diminta DPR permudah akses membaca di kawasan 3T
Baca juga: Kerja sama Perpusnas-Ombudsman tingkatkan layanan publik

 

Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020